Wajah ceria penuh senyum tak henti ditunjukkan Surotun Nazila Salsabila (8) padahal dirinya tak lagi bersama orangtua dan alami keterlambatan pertumbuhan. Entah dari mana semangatnya ini meskipun sudah sejak 1 tahun dia tidak bisa berjalan dan berbicara.
Seminggu setelah Nazila lahir, Ibu Nazila meninggal karena sakit. Sementara ayahnya meninggal karena sakit paru-paru pada 2020 lalu. Nazila pun akhirnya tinggal dan dirawat nenek, Muzaiyana.
Muzaiyana pun harus esktra dalam merawat cucunya ini lantaran dia tidak bisa makan seperti pada umumnya. Sehingga Muzaiyana harus mengolah lauk pauk dengan tepat yakni agar lembut dan berkuah.
Foto:berbuatbaik.id
|
Menurut sang nenek, cucunya ini mengalami penyempitan otak dan pernah dibawa ke RSUD Syaiful Anwar. Nazila pun harus menjalani terapi rutin. Dulu saat ayahnya masih hidup, Nazila sering dibawa ke fisioterapi hingga pengobatan alternatif. Namun selepas berpulang, tak ada lagi yang dilakukan keluarga ini.
"Dokter menyuruh terapi, penyakit Nazila tidak ada obatnya. Saya bilang ke dokter, masa ada penyakit tidak ada obatnya. Terapi seminggu dua kali sampai bosan. Pindah-pindah. Sampai terapi ke ustad. Ke dukun pijat bayi juga. Sudah lelah. Sudah berhenti. Sudah tidak terapi lagi. Hanya pijat di dukun pijat bayi karena nggak ada yang antar," kata Muzaiyana kepada tim berbuatbaik.id.
Foto:berbuatbaik.id
|
Muzaiyana pun seorang guru ngaji yang merupakan profesi yang dia lanjutkan setelah suaminya tiada. Kendati demikian, dia mengaku tidak bisa maksimal lantaran harus mengurus cucunya yang berkebutuhan khusus ini.
"Kalau anu panas rewel capek kalau nggak Nggak rewel nggak capek," ungkapnya.
Jika pun tak bisa meninggalkan Nazila, Muzaiyana lantas membawa cucunya sembari mengajar anak-anak mengaji di langgar seberang rumah mereka pada sore hari.
Berprofesi sebagai guru ngaji, Muzaiyana hanya mendapatkan penghasilan sukarela dari murid-muridnya. Tentu saja penghasilan yang tidak bisa diandalkan. Namun Muzaiyana yakin usaha sekecil apapun merupakan bentuk perjuangan bagi Nazila.
Foto:berbuatbaik.id
|
"Iya ingin Nazila bisa jalan, bisa berbicara seperti anak lain. Saya ingin sekolahkan Nazila, belikan dia sepeda, kalau bisa jalan," harapnya.
Keluarga yang tinggal di Desa Sumberkradenan, Pakis, Kab Malang ini, juga mendapat perhatian dari warga. Mereka saling bahu membahu agar Nazila dan neneknya tidak kelaparan.
Di lain pihak, Spesialis Neurologi RSUD Saiful Anwar, dr Ria Damayanti mengatakan kondisi Nazila bisa jadi sudah alami sejak dalam kandungan, saat proses melahirkan atau terkena virus saat masa pertumbuhan. Tingkat kesembuhan penyakit ini pun kecil.
"Harus fisioterapi. Alhamdulillah gak sampai benar kaku ya Bu tapi masih ada kakunya. Jadi untuk memaksimalkan kondisinya fisioterapi sama terapi bicara juga ya memang nyuwun sewu tenaga yang profesional. jadi kalau nyuwun sewu ke dukun pijet. Jadi memang harus ke fisioterapi yang ada di rumah sakit," jelas dr Ria
Kendala untuk berobat ini pun bertambah karena keluarga ini masih mempunyai tanggungan BPJS Kesehatan yang belum dibayar. Padahal tindakan medis diperlukan agar tubuh Nazila tidak semakin kaku dan bertambah buruk. Sahabat baik, kamu bisa bantu Nazila untuk berikhtiar agar kondisinya semakin membaik.
Yuk mulai membantu bocah ini dengan mulai Donasi di berbuatbaik.id. Kabar baiknya, semua donasi yang diberikan seluruhnya akan sampai ke penerima 100% tanpa ada potongan. Kamu yang telah berdonasi akan mendapatkan notifikasi dari tim kami.
Selain itu, bisa memantau informasi seputar kampanye sosial yang diikuti, berikut update terkininya. Jika berminat lebih dalam berkontribusi di kampanye sosial, #sahabatbaik bisa mendaftar menjadi relawan. Kamu pun bisa mengikutsertakan komunitas dalam kampanye ini.
Yuk jadi #sahabatbaik dengan #berbuatbaik mulai hari ini, mulai sekarang!