Senyum Tegar Nazila Semangati Keluarga

Di sebuah rumah sederhana di Malang, tinggal seorang bocah kecil bernama Surotun Nazila Salsabila, atau akrab disapa Nazila. Usianya baru delapan tahun, namun perjalanan hidupnya telah penuh ujian yang mungkin tak sanggup dilalui oleh anak seumurannya.

Sejak lahir, Nazila mengalami penyempitan otak. Ia tumbuh dengan keterbatasan fisik dan kognitif tidak dapat berjalan maupun berbicara dengan lancar. Sang ibu meninggal dunia tak lama setelah melahirkannya, sementara sang ayah berpulang empat tahun lalu karena penyakit paru-paru. Sejak saat itu, Nazila hanya memiliki neneknya, Muzaiyana, satu-satunya keluarga yang masih bertahan untuk merawatnya dengan penuh kasih sayang.

Muzaiyana, seorang guru ngaji di kampungnya, hidup dengan penghasilan sukarela. Meski usianya tak lagi muda, ia tetap sabar membersamai cucunya yang istimewa itu. Ia memandikan, menyuapi, dan menidurkan Nazila setiap hari meski kadang tubuhnya sendiri lelah dan sakit. “Yang penting Nazila bisa terus tersenyum,” ujarnya lirih.

Melihat perjuangan mereka, banyak hati yang tersentuh. Melalui kampanye di berbuatbaik.id, ribuan Sahabat Baik ikut membantu meringankan beban Nazila dan sang nenek. Berkat uluran tangan penuh kasih, terkumpul Rp 30.437.610 untuk kebutuhan sehari-hari, popok, serta perbaikan rumah mereka yang mulai rapuh.

Kini, kondisi Nazila perlahan membaik. Ia jarang sakit, lebih ceria, dan mulai menunjukkan respons kecil saat diajak berbicara. Senyum mungilnya seolah menjadi tanda bahwa setiap rupiah donasi telah menjelma menjadi harapan baru.

Kisah ini mengingatkan kita bahwa kebaikan tak pernah sia-sia. Sekalipun sederhana, ketika dilakukan bersama, ia mampu mengubah hidup seseorang. Dukungan yang mengalir kepada Nazila adalah bukti nyata bahwa kasih sayang tak mengenal jarak dan bentuk ia bisa hadir melalui tangan siapa pun yang tergerak.

Semoga senyum tegar Nazila terus tumbuh, menjadi saksi dari buah kebaikan yang bersemi dari hati para Sahabat Baik.