Kembali
Nasib Pilu Anak Kembar Buruh Pemintal Benang: Alami Hidrosefalus, Cerebral Palsy hingga Epilepsi

Nasib Pilu Anak Kembar Buruh Pemintal Benang: Alami Hidrosefalus, Cerebral Palsy hingga Epilepsi

Tak ada ibu yang sedemikian pilu melihat anaknya menanggung derita sakit. Perihnya hati dialami Elis Wijasmi (39), warga Desa Tanggulun, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Dia tak pernah menyangka bayi yang lahir kembar dari rahimnya mengalami cobaan sedemikian rupa. Mereka adalah Irfan dan Arfan yang mengalami hidrosefalus, cerebral palsy, katarak, epilepsi hingga gizi buruk.

"Waktu hamil 2 bulan, saya teh nggak tahu saya hamil kembar. Saya punya kista, Oh iya nggak hamil pas 2 bulan USG, pas USG lagi 6 bulan mau cek lagi USG mah sok salah, pas 6 bulan di USG lagi saya teh diem. Bu anaknya kembar, saya teh nangis ya pikirannya gimana ya, kembar di rumah gak ada yang ngurus, segala sendiri gitu, pas udah lahir si Ade 4 bulan kepalanya membesar saya bawa ke RSUD Heba lalu ke Hasan Sadikin, udah kontrol terus penyakitnya ketahuan ini hidrosefalus, cerebral palsy, sama epilepsi," jelas dia kepada tim berbuatbaik.id

Foto:berbuatbaik.id

Kedua anak ini kini telah menginjak 9 tahun. Berbeda dari kakaknya, Arfan mengalami gizi buruk karena berat badannya kurang dari rerata anak seusianya. Berat badan Arfan cuma 8 kg sehingga tak heran dirinya seolah hanya tulang berbalut kulit.

Arfan juga alami masalah pernapasan sebab setiap tarikan napas terdengar bunyi dari saluran napasnya. Sementara kondisi Irfan, menurut Elis, berat badannya mencapai 16 kg, lebih baik dari saudaranya. Irfan pun lebih mudah menelan makanan namun tetap saja Irfan alami masalah pertumbuhan.

"Ini mah ada bunyi ini kan napasnya bermasalah. Kalau Arfan bermasalah makan minum kan susah tuh napas. Kalau Irfan mah kondisinya bagus dari bayi, kalau Arfan mah dari bayi udah parah kondisinya udah mata katarak, pernapasan terganggu gitu kan diharuskan pakai NGT cuma ini anak enggak terbiasa ngamuk, suka nggak mau, nangis terus. Kalau kakaknya mah panjang sebelah diharuskan operasi ini teh kakinya," cerita Elis lagi.

Foto:berbuatbaik.id

Dengan banyaknya komplikasi, keduanya pun mengalami perlambatan fisik. Kondisi demikian, membuat mereka tak mampu berbicara bahkan berjalan. Bangun dan duduk keduanya harus dibantu orangtuanya. Cobaan ini pun membuatnya terus berdoa agar senantiasa dirinya diberi kekuatan.

"Kalau drop pasti saya, kadang ka Allah teh kalau lagi saya jengkel nangis dua-duanya, nggak ada yang bantu, gimana ya Allah ujian ini gini-gini amat. Saya udah nggak kuat, suka ngeluh sama Allah ujian teh gini-gini amat, tolong dikasih kesabaran ke saya kekuatan, supaya lebih ikhlas lebih sabar lagi. Harus banyak-banyak istighfar berdoa sama Allah, minta tolong sama Allah, dikuatin saya, disabarin gusti Allah, ini titipan dari Allah dikasih kepercayaan sama Allah, saya harus kuat, saya harus kuat, yang cari rezekinya harus sehat, Kalau ini saya sakit nggak bisa, kalau yang normal mah bisa tiduran, Kalau saya mah nggak, kalau sakit ini siapa yang ngurus, saya juga soalnya yang ngurus nggak bisa nahan kanyeri," ucapnya sembari menangis.

Sebenernya Elis pernah membawa keduanya untuk mendapat penanganan hidrosefalus saat usia mereka delapan bulan. Irfan dan Arfan pun dapat menjalami pembedahan shunt atau pemasangan selang di kepala agar cairan di rongga otaknya bisa berkurang. Begitupun fisioterapi juga rutin dilakukan agar kedua tubuh anak itu pulih. Namun satu tahun belakangan ini, Elis memutuskan berhenti untuk berobat. Hal itu karena Elis mengaku kesulitan membawa dua putranya ke rumah sakit untuk terapi fisik.

"Itu mah nangis udah sekarang mah udah kering air mata diceritain pengalaman saya selama ke rumah sakit pengalaman ngegendong 2 dari subuh sampai malam berobat ke Hasan Sadikin perjuangan. Dulu mah nggak punya stroller, jadi gendong sama kakak, sekarang kan nggak bisa, karena kakaknya kerja, jadi gak bisa bantu ke sana ke sini, Jadi sekarang saya libur dulu berobatnya," jelas dia.

Foto:berbuatbaik.id

Di lain pihak, sang ayah, Hendra Mulyana (40) mengaku pasrah menerima takdir Allah. Dia pun menyimpan asa agar anaknya kelak bisa seperti anak-anak lainnya yang bisa berlari dan sekolah.

"Tapi aduh cuma ya ini takdir dari Allah, saya harus terima ya lihat anak saya harus tegar, harus kuat karena ada anak satu lagi, walaupun kerja cuma serabutan, saya nggak boleh menyerah. Kalau saya tinggalkan dosa, masalah kesembuhan saya serahkan sama Allah, mudah-mudahan besok atau sekarang atau nanti ada keajaiban bisa normal kembali. Harapannya saya nggak mau muluk-muluk yang penting harapan saya sehat istri saya yang sabar, ini udah takdir mau gimana lagi," tandas Hendra.

Hendra merupakan pencari nafkah satu-satunya di keluarga. Ia bersyukur perusahannya tempatnya bekerja memperpanjang kontraknya selama 3 bulan sebagai buruh di pabrik pemintal benang. Kendati demikian, dia harus pintar mengatur keuangan apalagi kebutuhan untuk si kembar begitu banyak.

Foto:berbuatbaik.id

"Bukan untuk berobat aja, minimal 1 juta lebih sebulan untuk susu, popok sekali pakai, makanan dan kebutuhannya. Kalau berobat ada BPJS Ada juga sih obat yang beli, kadang-kadang yang penting ini biaya makannya," sambung Hendra.

Amanah sebagai orangtua begitu berliku dialami Hendra dan Elis. Mereka pun semaksimal mungkin menjalankan amanah yang diberikan Tuhan kepadanya sebagai orangtua. Namun, bagi sahabat baik yang meihatnya ini merupakan waktu terbaik untuk mulai membantu Irfan dan Arfan. Meski tak bisa berbicara, namun jauh di lubuk hati si kembar ini tentu mereka tak mau menjadi beban terus menerus bagi kedua orangtua yang mereka sayangi.

Sahabat baik lah yang bisa menjadi penolong mereka agar keduanya membaik dan keluar dari gizi buruk. Oleh karena itu, ayo bersama menolong irfan dan Arfan dengan mulai Donasi sekarang juga melalui berbuatbaik.id

Kabar baiknya, semua donasi yang diberikan seluruhnya akan sampai ke penerima 100% tanpa ada potongan.

Kamu yang telah berdonasi akan mendapatkan notifikasi dari tim kami. Selain itu, bisa memantau informasi seputar kampanye sosial yang diikuti, berikut update terkininya. Jika berminat lebih dalam berkontribusi di kampanye sosial, #sahabatbaik bisa mendaftar menjadi relawan. Kamu pun bisa mengikutsertakan komunitas dalam kampanye ini.

Yuk jadi #sahabatbaik dengan #berbuatbaik mulai hari ini, mulai sekarang!

Donasi Sekarang