Kembali
Tolong, Ibu Buruh Cuci Ini Tinggal di Gubuk Reyot Nyaris Roboh

Tolong, Ibu Buruh Cuci Ini Tinggal di Gubuk Reyot Nyaris Roboh

Untung Slamet (42) bersama dua anaknya di Desa Dukuhturi, Kecamatan Ketanggungan, Brebes, Jawa Tengah, hidup dalam kondisi memprihatinkan.

Bangunan rumah yang mereka tempati terbuat dari bambu yang nyaris roboh. Bahkan untuk masuk ke rumahnya, orang-orang harus merunduk. Tiang penyangga teras rumah pun tampak miring.

Untung merupakan janda yang ditinggal suaminya pergi entah ke mana sejak 10 tahun lalu. Kini dia tinggal bersama dua anaknya yakni Nur Oktaviani Sari (18) dan Muhammad Rizki (10).

“Iya. Izinnya mau kerja. Terus sampai sekarang nggak pulang. Perasannya ya itu, sulit hidup sendiri. Susah nggak ada yang bantuin,” ucap Untung kepada tim berbuatbaik.id beberapa waktu lalu.

Foto:berbuatbaik.id

Rumah berbahan bambu berukuran 5x6 meter ini merupakan warisan dari orangtuanya, Tasmi dan Sahidi. Semua dinding rumah itu terbuat dari anyaman bambu yang kondisinya sudah lapuk.

Lantai rumah itu juga berupa tanah yang di beberapa bagiannya dilapisi plastik, sedangkan bagian teras rumahnya hanya setinggi 1,2 meter.

Sementara itu, kondisi toiletnya tak kalah mengenaskan. Tidak ada dinding ataupun atap, sehingga ketika hujan, keluarganya buang air sambil memegangi payung.

“Harapannya pengennya sih dibangun. Ya (kalau nanti dibangun) yang biasa aja gak apa-apa, yang penting nambah kamar,” sebutnya penuh harap.

Foto:berbuatbaik.id

Kendati hidup cukup sulit, Untung dan anak- anaknya berusaha tegar. Untung pun membanting tulang dengan bekerja sebagai buruh cuci yang penghasilannya tak seberapa.

“Kadang ada yang nggak nyuruh, kadang ada yang nyuruh. Paling sih itu saja kalau bantunya banyak ya ngasihnya banyak. Kalau sedikit ya sedikit,” ucapnya.

Selain itu, kebutuhan sehari-hari keluarga ini juga ditopang dari anak sulungnya, Nur yang bekerja sebagai buruh di pabrik garmen. Untung bercerita semasa orangtuanya hidup, mereka rutin mendapatkan bantuan PKH bahkan rumah yang dia tinggali sempat terdaftar sebagai penerima rehab dari pemerintah.

Namun sejak kedua orangtuanya meninggal, semua bantuan itu berhenti. Termasuk soal bantuan rehab rumah yang juga dibatalkan.

"Orang tua dulu dapat PKH, tapi setelah meninggal tidak dapat lagi. Malahan rehab rumah ini juga batal karena bapak ibu meninggal dunia," terang Untung Slamet.

Keluarga Untung Slamet ini merupakan salah satu keluarga miskin di Desa Dukuhturi, yang masuk dalam kategori desa miskin ekstrem. Kepala Desa Dukuhturi Johan Wahyudi menyebut 5.165 dari 9.651 penduduknya masuk kategori miskin, lalu ada 361 rumah warganya yang tidak layak huni.

Oleh karena itu, bantuan Sahabat Baik sangat berharga untuk keluarga Untung yang nasibnya benar-benar tak beruntung, Sahabat baik, kuatkan terus keluarga ini melalui tangan-tangan mulia dari kalian. Caranya sederhana, cukup dengan donasi di berbuatbaik.id.

Kabar baiknya, semua donasi yang diberikan seluruhnya akan sampai ke penerima 100% tanpa ada potongan. Kamu yang telah berdonasi akan mendapatkan notifikasi dari tim kami. Selain itu, bisa memantau informasi seputar kampanye sosial yang diikuti, berikut update terkininya.

Jika berminat lebih dalam berkontribusi di kampanye sosial, #sahabatbaik bisa mendaftar menjadi relawan. Kamu pun bisa mengikutsertakan komunitas dalam kampanye ini.

Yuk jadi #sahabatbaik dengan #berbuatbaik mulai hari ini, mulai sekarang!

 

Donasi Sekarang