Ayah adalah penopang hidup keluarga bagaimana pun keadaan dan keterbatasannya, seperti Ratmin, penjahit yang menderita Polio. Meskipun dia tidak bisa menggendong anak semata wayangnya, Nadya Humaira Azzhara (Huma), dengan berdiri tegap namun Ratmin adalah ayah yang begitu bertanggung jawab mengurus keluarga.
Ratmin mengisahkan awal mula dirinya menjadi seorang disabilitas daksa akibat polio. Saat umur 1 tahun, Ratmin mengalami demam tinggi. Walaupun sempat dibawa berobat ke mantri, namun tak lama berselang kedua kakinya malah lemas dan tak bisa berjalan.
![]() |
Warga Desa Kemangguan, Kecamatan Alian, Kebumen, Jawa Tengah, ini pun tak hanya punya tanggung jawab sebagai ayah namun juga suami yang mempunyai pasangan menderita cerebral palsy. Kondisi istri Ratmin, Tari, hanya terbaring di tempat tidur dalam 2 tahun belakangan. Oleh karena itu, segala keperluan Tari disiapkan oleh Ratmin.
"Gak lemes, kaku kayak kayu gak bisa digerakin ini. Jadi kalau diganti pampersnya harus megangin kaki satu ini, saya megangin pantat yamh satu kalau gak rubuh ini. Sepanjang setiap menit ekor belakang ini lemes," ucap Tari kepada tim berbuatbaik.id.
![]() |
Tari pun khawatir semakin hari kondisinya semakin memburuk. Apalagi dia masih ada anak kecil yang begitu membutuhkan kasih sayang orangtua.
"Mikir anak masih kecil kan umur nggak tahu ya, aku dulu apa Bapak dulu kalau aku dulu anakku sama sapa kalau bapak dulu, aku sama sapa anakku Siapa yang ngurus sedangkan Mbakku kakakku ikut suami. Saya bingung," ungkap Tari galau.
"Ya sempat nangis. Menangis tidak bisa megang anak selama 2 tahun ini diurus sama orang bukan sama saya. Apa saya punya surga untuk anakku karena saya tidak merawatnya," kata Tari lagi sedih.
![]() |
Ratmin lah jadi satu-satunya orang yang menguatkan kegundahan sang istri. Dengan ikhlas, Ratmin yang juga punya gerak terbatas harus membagi waktu dan tenaganya untuk merawat Tari dan sang putri. Beruntung, ada adik Ratmin yang tinggal bersamanya sehingga ketika libur, Ratmin bisa bergantian merawat Huma yang butuh perhatian ekstra.
Ratmin pun begitu mengandalkan jasanya sebagai penjahit untuk memenuhi kebutuhan rumah tangganya. Bahkan kemampuan menjahit sudah dia miliki sejak lulus SD. Dengan ongkos Rp 100 ribu untuk satu pasang baju, Ratmin merasa bersyukur walaupun rupiah yang didapatnya tidak pasti.
Apalagi dia menanggung kebutuhan susu dan popok yang menguras kantong karena bukan untuk Huma semata melainkan juga popok sekali pakai untuk istrinya.
![]() |
"Walaupun Sepahit apapun saya nggak dilihatkan sama orang ya batin sendiri yang penting kelihatan semangat tapi hatinya agak loyo gitu. Loyo nya ya ketika istri melahirkan udah gak bisa apa-apa terus mau minta tolong sama siapa saya juga bingungnya gitu. Walaupun capek nggak terasa capek udah biasa. Rahasianya itu ya saya punya tanggung jawab itu anak istri jadi ya walaupun capek, melihat anak Bojo anak istri ya karena senang ikut senang jadi hilang seketika," ujar Ratmin tegar.
Sahabat baik, kisah Ratmin dan Tari merupakan inspirasi dan hikmah yang membawa pelajaran bahwa sesulit apapun hidup, sebagai keluarga harus saling menopang. Namun beban ini akan menjadi jauh lebih ringan, jika kita bersama bisa membantu Ratmin dan keluarga.
Kamu bisa memberikan bantuan kepada Ratmin dengan mulai Donasi di berbuatbaik.id sekarang juga. Semua donasi yang diberikan akan sampai ke penerima 100% tanpa ada potongan. Selain itu, bisa memantau informasi seputar kampanye sosial yang kamu ikuti, berikut update terkininya.
Jika kamu berminat lebih dalam berkontribusi di kampanye sosial, #sahabatbaik bisa mendaftar menjadi relawan. Kamu pun bisa mengikutsertakan komunitas dalam kampanye ini.
Yuk jadi #sahabatbaik dengan #berbuatbaik mulai hari ini, mulai sekarang juga.
Menjadi seorang penjahit, membuat penghasilan Pak Ratmin tak menentu. Terkadang pesanan jahitan begitu sepi sehingga dia kesulitan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Syukur dia panjatkan dengan hadirnya donasi dari berbuatbaik.id sebesar Rp 22.200.222 yang membuat dapurnya bisa mengepul.
"Soalnya itu sama sekali nggak ada kerjaan. Apa boleh buat, jadi ambilnya dari donasi itu untuk makan," jelas Ratmin kepada berbuatbaik.id yang mengunjunginya kediamannya di Kebumen.
Selain itu, donasi Pak Ratmin dimanfaatkan juga untuk membeli perabotan yang menunjang kesehatan istrinya, Tari. Dia diketahui mengalami cerebral palsy sehingga membutuhkan obat dan lainnya dalam jumlah yang tak sedikit.
![]() |
Pak Ratmin pun harus bersiap karena si kecil, Huma, bersiap memasuki Paud. Dia pun menyisihkan donasi untuk pendidikan Huma nanti.
"Berharap anak istri bisa sehat, bisa umur panjang, selamat di akhirat, gitu," ungkapnya.
Dia pun mengucapkan terima kasih berkat donasi ini walau pesanan jahit sepi dia masih bisa berusaha menjadi reseller menjual barang-barang secara online.
"Saya ucapkan banyak-banyak terima kasih atas bantuan yang begitu bermanfaat bagi saya. Kalau nggak ada bantuan seperti ini, mungkin saya nggak tahu," ucapnya berterima kasih.
#sahabatbaik, donasi menjadi penghidupan bagi orang-orang yang membutuhkan. Terima kasih atas seluruh keikhlasannya dan berikan terus donasi terbaikmu hanya melalui berbuatbaik.id yang 100% tersalurkan.