Kembali
Mimpi Anak Juru Parkir yang Cerebral Palsy untuk Sembuh dan Tak Digunjing

Mimpi Anak Juru Parkir yang Cerebral Palsy untuk Sembuh dan Tak Digunjing

Rp 1.714.000
5.7133333333333% Complete
Terkumpul dari Rp 30.000.000,-
Donasi Sekarang
Donasi Sekarang

Anak merupakan buah hati dari kasih sayang kedua orang tua. Layaknya sebuah permata yang diberikan oleh Tuhan yang harus selalu dijaga.

Seperti Agus yang merupakan sebuah permata bagi kedua orang tuanya walaupun terlahir dengan Cerebral Palsy atau lumpuh otak.

Agus lahir secara prematur dan mengalami keterlambatan tumbuh kembang saat kanak-kanak. Hidup Agus sehari-hari bergantung pada ayah ibunya yang sudah tidak lagi muda.

Sang Ibu, Desak Made Sartini (57) menderita low vision atau keterbatasan penglihatan yang semakin memburuk 5 tahun belakangan ini. Bahkan, Desak pernah terjatuh akibat daya penglihatan yang terus menurun. Hal itu terjadi saat dirinya menggendong Agus. Beruntung, Agus bisa berkomunikasi sehingga saat digendong bisa mengarahkan ibunya berjalan.

"Item semua saya nggak lihat pakai baju apa nggak lihat saya. Karena nggak lihat kan ada got gitu kebuka pelatnya satu saya nyemplung berdua (dengan Agus), untung saya nggak langsung turun gitu saya nyangkut tangan saya di trotoar itu saya merangkak bangun berdua nggak ada orang lihat karena padahal itu pasar ya nggak ada orang lihat," cerita dia.

Meskipun demikian, Desak tetap bekerja dan mengurus Agus dengan baik. Sehari-hari, Desak memijit Agus dan memasang alat pada tubuhnya.

“Harus bagaimana lagi saya juga lihat Agusnya semangat kalau dikasih obat. Obat apapun dia minum, itu yang membuat saya berpikiran positif bahwa agus itu pasti akan sembuh. Apalagi kalau memang orang membantu mengobatkan dia, saya yakin itu semangat aja. Ya siapa tahu alam merespons semangat kita untuk tetap bisa bertahan menuju kearah yang positif,” ungkap Desak kepada tim berbuatbaik.id di kediamannya, Denpasar, Bali.

Agus adalah anak spesial yang pengertian, walau dengan keterbatasan ia tetap menunjukkan bakti pada orang tuanya. Agus tidak hanya tinggal bersama ayah dan ibu, ia juga tinggal dengan neneknya.

Sudah 20 tahun mereka semua hidup di kontrakan yang mempunyai 2 kamar berukuran 4 kali 4 meter yang dibayar Rp700.000 per bulan.

Made dan Desak begitu sangat sabar dan tabah dalam merawat agus. Keduanya bekerja guna memenuhi kebutuhan ekonomi.

Desak bekerja serabutan. Bertahun-tahun ia berjualan di trotoar tepi pasar sambil membawa agus. Kini, Desak bekerja sebagai pegawai di warung kelontong yang berjarak lebih dari 3 km dari rumahnya.

Desak diberi upah Rp40.000/ hari untuk menjaga warung serta membuat canang.

Segala hal apapun akan dilakukan oleh sang ibu demi kesembuhan buah hati tercinta. Walaupun Desak juga memiliki keterbatasan, ia tetap semangat bekerja demi kesembuhan sang buah hati

“Saya termotivasi sama anak saya mau tinggalkan dia kasihan pokoknya saya hadapi saja apa yang akan terjadi saya jalani sampai agus kalau dibilang sembuh okelah kalau memang diberi kesembuhan sama Tuhan saya tetap akan menjaga dia sampai akhir hayatnya," ungkapnya.

Sementara sang ayah, Made Wiryadi merupakan sosok pekerja keras. Ia bekerja sebagai tukang parkir di Pasar Ketapian yang berjarak ratusan meter dari kontrakan mereka.

Made mendapat upah Rp1.700.000/ bulan. Penghasilan ini tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga hingga biaya pengobatan Agus. Apalagi Agus harus melakukan terapi setiap 2 kali seminggu.

Pulang kerja merupakan waktu terfavorit bagi Made, karena di jam-jam inilah ia bisa menemani Agus bermain. Melihat tumbuh kembang anak merupakan hal yang paling bahagia bagi kedua orang tua.

Walau tumbuh kembang Agus tidak seperti anak-anak yang lainnya. Namun, Made sangat bersyukur dan sangat menyayangi Agus

“Ini harta paling terindah walaupun keadaannya begini dia harta paling terindah gak mungkin ada orang yang bisa punya. Itu bagi saya,” ujar Made

Meski terbatas secara fisik, akal Agus berkembang seiring dengan pertambahan usianya. Sang ayah pun harus menghadapi emosi anaknya yang kerap kali naik turun.

Agus sering kali merasa iri ingin bermain bersama dengan teman-teman sebayanya. Ia pun merasa kesal jika hanya menjadi tontonan bagi teman-temanya. Ayahnya yakin kelak Agus akan bertemu dengan teman-teman yang sama sepertinya, agar ia tidak merasa sendiri.

Hidup akan selalu membawa kita pada harapan, itulah yang diyakini oleh Made dan Desak terhadap anaknya. Semangat Aguslah yang membuat ibu dan ayahnya selalu berpikir positif bahwa harapan akan selalu ada bagi mereka yang mempercayainya. Keluarga ini tetap berjuang meski dihadapkan berbagai keterbatasan maupun cobaan.

Sahabat Baik, mari kita Bersama-sama ulurkan tangan kebaikan kepada mereka dengan Donasi di berbuatbaik.id. Agar kita bisa memberikan harapan serta dukungan untuk mereka menghadapi segala cobaan dan rintangan. Setiap donasi yang diberikan 100% tersalurkan tanpa potongan dan akan sangat membantu Agus yang membutuhkan.

Donatur

Default User
Hamba Allah
10 jam yang lalu
Donasi Rp 2.000
Default User
S*********cosuanto
11 jam yang lalu
Donasi Rp 50.000
Default User
F*********
1 hari yang lalu
Donasi Rp 50.000
Default User
P*********ningtyas
2 hari yang lalu
Donasi Rp 250.000
Default User
Adi Bachtiar Tambah
3 hari yang lalu
Donasi Rp 250.000

Tentang Kami

About Us
berbuatbaik.id ikut andil dalam aktivitas sosial dan kemanusiaan dengan menggalang dana sekaligus memberikan edukasi dan informasi kepada masyarakat.
About Us
berbuatbaik.id dan CTARSA Foundation bertanggung jawab penuh atas penyaluran dana donasi yang diterima.
About Us
Donasi yang diterima akan disalurkan 100% kepada yang membutuhkan tanpa dikenai potongan biaya apapun
About Us
Kamu bisa bergabung dengan komunitas Berbuat Baik menjadi relawan hingga mengajukan penggalangan dana ke berbuatbaik.id