Dear Sahabat Dermawan, kami akan melakukan pemeliharaan sistem pembayaran pada hari Selasa, 10 Desember 2024 pukul 23:00 WIB - 23:20 WIB . Kamu dapat bertransaksi kembali diluar periode tersebut. Terima kasih.  
Kembali
Perjuangan Anak Semata Wayang Petugas Kebersihan Alami Cerebral Palsy

Perjuangan Anak Semata Wayang Petugas Kebersihan Alami Cerebral Palsy

Rp 15.071.000
50.236666666667% Complete
Terkumpul dari Rp 30.000.000,-
Donasi Berakhir
Donasi Berakhir

Cerebral Palsy merupakan Penyakit cerebral palsy adalah kondisi kronis yang terjadi akibat kerusakan otak. Keadaan ini ditandai gangguan pada otot, gerak, dan koordinasi tubuh.

Kondisi ini lah yang terjadi pada anak petugas kebersihan bernama Sifa (8). Irwan prasetyo dan istrinya, Sukamti, sehari-hari harus menjadi penopang untuk Sifa di kediamannya di Dusun Brintik, Desa Sidokarto, Kecamatan Godean, Kabupaten Sleman, Yogyakarta.

Foto:sifa

Sehari-hari, Sifa harus bergantung kepada orangtuanya karena keterbatasannya bergerak. Bahkan untuk makan Sukamti harus menyuntikkan makanan yang telah dihaluskan.

Hal ini dilakukan karena Sifa tidak mampu mengunyah makanan sehingga semua asupan harus diberikan melalui selang Nasograstic Tube atau Sonde.

Sang ibu menuturkan pada saat mengandung Sifa sebenarnya kondisinya stabil. Namun menjelang hari kelahiran, kandungan Sukamti sakit.

Saat ini Sukamti langsung ke rumah sakit namun dokter menyatakan tak ada yang mengkhawatirkan. Namun dokter spesialis lain menyatakan kandungan Sukamti tidak sehat.

"Kaget dokternya, Aduh rupture uteri katanya itu. Dinding rahim tipis sobek. saya tuh enggak mau lagi ada kejadian seperti ini tapi kok masih kejadian lagi. Terus dokternya menyarankan saat itu juga dicaesar dan dibilangin pahitnya
juga kalau kandungannya diangkat sekalian gitu," cerita Sukamti kepada tim berbuatbaik.

Foto:sifa

Kelahiran Sifa pada Juni 2015 menjadi yang terakhir bagi Sukamti karena saat operasi sesar, rahimnya juga diangkat.

Sifa merupakan anak kedua Sukamti, sementara anak pertama Sukamti meninggal dalam kandungan.

Cobaan Sukamti belum berakhir karena saat lahir Sifa didiganosa mengalami kekurangan oksigen di otaknya. Oleh karena itu, Siga harus menjalani fisioterapi karena ada gangguan tumbuh kembang.

Sayangnya, tidak semua pengobatan Sifa ditanggung BPJS Kesehatan. Sehingga Irwan harus bekerja keras agar Sifa bisa mendapatkan layanan kesehatan dan obat.

Sehari-hari Irwan bekerja sebagai petugas kebersihan di sebuah perusahaan alih daya di RSUP Dr Sardjito dengan gaji UMR. Penghasilan ini dirasa masih belum cukup sehingga sang istri pun turut mencari tambahan dengan bekerja di warung kopi.

Hal ini mereka lakukan agar Sifa semakin pulih dan bisa bermain serta bersekolah seperti anak-anak lainnya.

Foto:sifa

"Ya sangat apa ya mendambakan berharap bisa dipanggil ibu gitu. Tidak muluk-muluk harapan saya. Setidaknya bisa ngomonglah, biar bisa apa ya, kami tahu apa yang Sifa mau," tuturnya.

"Saya sebenarnya ingin sekali dipanggil Pak. Seperti, 'Pak,minta uang untuk jajan'. Saya sebenarnya ingin sekali. Ingin
seperti anak-anak seperti biasanya. Ya manggil Pak, seperti, Minta uang, Pak," tambah Irwan.

Jika kedua orangtuanya bekerja, Nenek Sifa, Parji, yaang mengurus Sifa. Walau sudah berusoa 65 tahun, nenek Sifa masih tetap cekatan merawat Sifa.

"Saya menguatkan istri. Istri saya menguatkan saya sendiri. Saya bilang, 'Ya itu semua harus diterima, Bu. Itu rezeki kita.
Itu yang akan menolong kita besok," jelas Irwan.

Irwan mengatakan belakangan ini Sifa membutuhkan kursi roda sebab kursi yang sekarang ini tidak nyaman buat dirinya. Apalagi badan dan tinggi Sifa sudah semakin membesar.

Kendati demikian, baik Irwan maupun Sukamti tak pernah patah arang walaupun ada saja kendala dalam membesarkan Sifa.

Foto:sifa

"Suami sih alhamdulillah tidak berubah sedikitpun. Alhamdulillah mau menerima kondisi anaknya seperti sekarang ini. Ya pokoknya nggak berpikir yang enggak enggak lah. Alhamdulillah bisa menerima," ucap Sukamti.

"Saya tidak akan meninggalkan Sifa atau ibunya. Tidak. Saya tidak tega melihat Sifa seperti itu. Kasihan ibunya Sifa juga. Jadi saya hilangkan pikiran seperti itu. Yang penting saya
sehat. Bisa memberlikan popok untuk Sifa, susu untuk Sifa, keperluan Sifa. Saya sudah senang. Yang penting diberi sehat dan rezekinya lancar," sambung Irwan.

#sahabat baik, sungguh cinta kedua orangtua menjadi kekuatan bagi anak-anak hidup dan tumbuh. Kisah Sifa menjadi inspirasi untuk terus tegar dan berbagi kepada siapapun yang membutuhkan.

Kamu bisa menjadi bagian perjuangan Sifa dengan mulai Donasi di berbuatbaik.id. Donasi di platform tepercaya ini, 100% tersalurkan.

Donatur

Default User
M*********
13 hari yang lalu
Donasi Rp 5.000
Default User
Hamba Allah
14 hari yang lalu
Donasi Rp 250.000
Default User
B*********
17 hari yang lalu
Donasi Rp 100.000
Default User
S*********i
27 hari yang lalu
Donasi Rp 10.000
Default User
Hamba Allah
1 bulan yang lalu
Donasi Rp 50.000

Tentang Kami

About Us
berbuatbaik.id ikut andil dalam aktivitas sosial dan kemanusiaan dengan menggalang dana sekaligus memberikan edukasi dan informasi kepada masyarakat.
About Us
berbuatbaik.id dan CTARSA Foundation bertanggung jawab penuh atas penyaluran dana donasi yang diterima.
About Us
Donasi yang diterima akan disalurkan 100% kepada yang membutuhkan tanpa dikenai potongan biaya apapun
About Us
Kamu bisa bergabung dengan komunitas Berbuat Baik menjadi relawan hingga mengajukan penggalangan dana ke berbuatbaik.id