Kembali
Perjuangan Anak-anak Cari Secercah Pendidikan di Bawah Gelapnya Kolong Jembatan

Perjuangan Anak-anak Cari Secercah Pendidikan di Bawah Gelapnya Kolong Jembatan

Rp 27.780.428
92.601426666667% Complete
Terkumpul dari Rp 30.000.000,-
Donasi Sekarang
Donasi Sekarang

Senyum mengembang penuh keceriaan anak-anak menyambut tim berbuatbaik.id di bawah kolong jembatan Cilincing siang hari itu. Meskipun hujan turun dengan derasnya namun sepetak kontrakan yang di kawasan permukiman kumuh ini tetap begitu ramai.

Anak-anak mulai dari usia PAUD hingga remaja sering mondar mandir di rumah yang dinamai Rumah Merah Putih tersebut. Mereka mengaji dan menuntut ilmu sehingga pantas saja aktivitas di sini selalu hidup saban hari.

Foto:berbuatbaik.id

Kendati demikian, ada cerita yang mengurut hati di balik aktivitas anak-anak ini. Mereka tidak seperti anak-anak pada umumnya yang tumbuh di lingkungan yang mendukung. Rumah belajar ini terletak di kolong jembatan (kojem) Cilincing, Jakarta Utara yang padat dan kumuh. Selain itu, tak jarang malam hari aktivitas ilegal bermunculan, seperti prostitusi dan diskotik.

"Kojem itu adalah tempat ilegal dan banyak orang bilang adalah tempat kriminal, tempat dunia malam dan banyak PSK banyak diskotik. Kalau garis besar itu kurang baik, kurang layak untuk siapapun ga bagus. Mereka tidak punya kepedulian terhadap anak seperti rantai yang gak akan habis makanya Merah Putih memutus itu jadi anak-anak yang tak dapat hak itu, Merah Putih berusaha memberikan hak itu," jelas pendiri Merah Putih Desi Purwatuning.

Foto:berbuatbaik.id

Sehingga tak heran sejak berdirinya Rumah Belajar ini segala pro kontra terjadi. Rumah Belajar ini pun berpindah-pindah namun tetap di sekitaran lokasi karena kebutuhan anak-anak yang haus akan rumah yang aman dan memberikan mereka pendidikan memadai.

"Banyak orang yang masih tidak setuju dengan keberadaan kami di sini. Selain di meja billiar, kita juga pernah di musala di atas laut jadi kalau ada ombak musalanya goyang. Pernah juga di atas laut juga, kita dibatasi sama triplek yang satu pekerja malam dan kami aktivitasnya pagi jadi saat kita lagi ngajar mereka gak segan-segan lempar alat kontrasepsi yang sudah dipakai ke kami, akhirnya kami pindah ke tempat yang lebih besar dan lebih aman dan nyaman untuk anak-anak," pungkasnya lagi.

Namun segala rintangan dan ancaman itu dihadapi Desi demi memberikan pendidikan untuk anak-anak yang banyak mengalami pelecehan di lokasi mereka tinggal. Bahkan dukungan dari keluarga pun sulit mereka dapatkan apalagi perihal legalitas anak, seperti KK dan lain-lain. Sampai sekarang pun kontrakan Rumah Belajar Merah Putih masih bersebelahan dengan diskotik sehingga setiap malam bacaan Quran anak-anak mengaji harus beriringan dengan dentuman musik dari diskotik.

"Di rumah mereka tidak terlalu aman karena di sini banyak pelecehan justru predatornya itu dari rumahnya sendiri. Kadang ibunya pekerja malam dan melakukan itu di rumah dan anak itu melihat dan anak itu mencontoh sampai anak-anaknya itu bercerita kepada kami. Sebelum ada Merah Putih kalau di sini saya bilang mereka kasar dan gak punya attitude, pendidikan pun minim anak-anak itu, kekerasan dan pelecehan terhadap anak itu banyak. kepedulian anak sedikit apalagi untuk mendapatkan legalitas hukum," sambung dia.

Foto:berbuatbaik.id

Oleh karena itu, Desi memandang penting hadirnya Merah Putih di lokasi yang "hitam" ini untuk membantu anak bisa mendapatkan hak pendidikan mereka. Namun sayangnya tak banyak fasilitas pendukung yang dimiliki Rumah Belajar ini, misalnya laptop ataupun fasilitas belajar lainnya. Paling urgensi adalah pemilik kontrakan ini rupanya menjual tempatnya dan Rumah Belajar Merah Putih "dipaksa" membayar ratusan juta agar tidak terusir.

"Sekarang ini kita ga bisa perpanjang Merah Putih dan kita harus beli Rp 250 juta bukan hal yang kecil. Saya sampai jual usaha saya untuk teman-teman guru di Merah Putih. Kita nyari tempat pun gak ada karna rata-rata jadi diskotik. Saya yakin Allah akan kasih jalan yang tidak ada dalam pikiran saya," ucapnya optimis.

Sahabat baik, kisah ini menjadi cerminan bahwa masih ada anak-anak yang sulit terpenuhi haknya, khususnya mereka yang tinggal di kawasan pinggir Ibu Kota. Padahal anak-anak merupakan masa depan bangsa yang hak-haknya harus dipenuhi.

Oleh karena itu, alangkah baiknya kita saling bahu membahu untuk membantu keberlangsungan Rumah Belajar ini agar anak-anak kolong jembatan bisa memperoleh pendidikan agama dan formal yang memadai. Yuk, mulai Donasi sekarang juga hanya melalui berbuatbaik.id.

Kabar baiknya, semua donasi yang diberikan seluruhnya akan sampai ke penerima 100% tanpa ada potongan.

Kamu yang telah berdonasi akan mendapatkan notifikasi dari tim kami. Selain itu, bisa memantau informasi seputar kampanye sosial yang diikuti, berikut update terkininya. Jika berminat lebih dalam berkontribusi di kampanye sosial, #sahabatbaik bisa mendaftar menjadi relawan. Kamu pun bisa mengikutsertakan komunitas dalam kampanye ini.

Yuk jadi #sahabatbaik dengan #berbuatbaik mulai hari ini, mulai sekarang!

Donatur

Default User
R*********dra
4 bulan yang lalu
Donasi Rp 25.000
Default User
Hamba Allah
4 bulan yang lalu
Donasi Rp 10.000
Default User
Hasrun agus
4 bulan yang lalu
Donasi Rp 10.000
Default User
Hamba Allah
4 bulan yang lalu
Donasi Rp 20.250
Default User
T*********
4 bulan yang lalu
Donasi Rp 10.000

Tentang Kami

About Us
berbuatbaik.id ikut andil dalam aktivitas sosial dan kemanusiaan dengan menggalang dana sekaligus memberikan edukasi dan informasi kepada masyarakat.
About Us
berbuatbaik.id dan CTARSA Foundation bertanggung jawab penuh atas penyaluran dana donasi yang diterima.
About Us
Donasi yang diterima akan disalurkan 100% kepada yang membutuhkan tanpa dikenai potongan biaya apapun
About Us
Kamu bisa bergabung dengan komunitas Berbuat Baik menjadi relawan hingga mengajukan penggalangan dana ke berbuatbaik.id