Banyak remaja yang memanfaatkan waktu senggangnya untuk bersantai atau bermain dengan sebaya selepas pulang sekolah. Tapi hal itu hampir tidak dirasakan belakangan ini oleh Diva Agam Andrean (17). Pasalnya remaja asal Desa Sumbertangkil, Kecamatan Tirtoyudo, Kabupaten Malang, Jawa Timur harus mencari nafkah untuk melanjutkan hidup dia dan ibunya.
Ayah Diva pergi 10 tahun silam tanpa pamit. Sementara kakak pertama Diva ikut suaminya bekerja sebagai petani di Maluku dan kakak keduanya tinggal di kota Malang juga menjadi buruh tani. Alhasil remaja kelas 2 SMK ini harus mencari nafkah dengan menjual hasil kebun pisang atau singkong dengan hasil Rp 20 hingga 30 ribu. Selain itu, Diva juga membantu mengurus kambing dan domba milik tetangga dan dibayar dengan rupiah yang tak tentu. Terkadang bahkan Diva mendapat upah berupa beras.
![]() |
"Kalau itu sering kepikiran kira-kira kerjanya apa yang bisa buat ngerawat ibu juga. Biar nanti bisa kerjanya bisa dilakukan di rumah. Kalau untuk di rumah ya saya harus kuat untuk hibur ibu biar gak banyak pikiran terus apalagi ibu saya sendiri gak punya ayah sering kepikiran gitu," tukas Diva kepada tim berbuatbaik.id
Kondisi sang ibu, Mariati (53) mengkhwatirkan karena mengalami stroke dan hanya duduk di kursi roda. Kedua kakinya lumpuh total dan kedua tangannya lemah. Sehingga segala aktivitas seperti makan, mandi dan pekerjaan rumah tangga tak bisa dilakukan sendiri.
![]() |
Diva mengatakan sudah 4 tahun kondisi ibunya seperti itu dan sudah lama juga sang ibu tidak mendapatkan perawatan karena keterbatasan biaya.
"Jadi itu nggak ada tanda-tandanya terus kok lama-lama ibu saya pertama pakai tongkat bisa. Pakai tongkat itu udah kaya lihat jalannya sudah nggak bisa diangkat kakinya kayak nyeret kakinya terus lama-lama udah nggak bisa jalan. Jadi pertama dulu pernah di bawa berobat tapi kok malah tambah parah jadi sakit demam gitu kan saya juga repot. Waktu itu saya pernah sakit juga jadi saya sama ibu saya sakit tapi saya juga harus ngurusin ibu," cerita Diva lagi
Oleh karena itu, hanya Diva lah satu-satunya tumpuan hidup Mariati. Keduanya sama-sama berjuang melanjutkan hidup dengan kondisi yang begitu menghimpit.
![]() |
"Karena hanya ibu yang support saya. Jadi saya harus tetap kuat biar bisa ngurus ibu juga karena sekarang yang selalu ada itu cuma ibu. Kalau untuk ibu sehat, selalu Diva ada di sini selalu selalu di samping ibu. Yang penting jangan banyak pikiran biar nggak gampang sakit, Diva Punya tanggung jawab yang kuat biar ibu nggak selalu sendiri," ucap Diva sambil meneteskan air mata.
Sang ibu pun rupanya tahu benar beban sang anak. Dia berharap kelak dirinya bisa sembuh sehingga tidak selalu bergantung pada sang anak.
"Saya ingin bisa jalan, tapi tidak bisa, jadi mau bagaimana lagi. Saya kasihan melihat anak saya. Kasihan anak laki-laki harus mengerjakan pekerjaan rumah tangga," ucap Mariati sedih.
Sahabat baik, betapa bakti Diva menjadi inspirasi bagi anak-anak lain. Apalagi dengan kondisi ibu yang sakit, Diva tak pernah sekalipun meninggalkan ibunya. Namun keduanya tetap membutuhkan uluran tangan dari sahabat baik agar keduanya semakin tegar menjalani hidup.
Ayo bantu mereka dengan Donasi sekarang juga. Kabar baiknya, semua donasi yang diberikan seluruhnya akan sampai ke penerima 100% tanpa ada potongan. Kamu yang telah berdonasi akan mendapatkan notifikasi dari tim kami. Selain itu, bisa memantau informasi seputar kampanye sosial yang kamu ikuti, berikut update terkininya.
Jika berminat lebih dalam berkontribusi di kampanye sosial, #sahabatbaik bisa mendaftar menjadi relawan. Kamu pun bisa mengikutsertakan komunitas dalam kampanye ini.
Yuk jadi #sahabatbaik dengan #berbuatbaik mulai hari ini, mulai sekarang!
Guratan senyum Diva menyambut tim berbuatbaik.id di kediaman Diva di Kabupaten Malang, Jatim. Remaja yang dulu tinggal hanya dengan ibunya ini sudah semakin dewasa dan mandiri meskipun sang ibu sudah tak di sisi.
Diva yang sudah tinggal di rumah sang kakak, mengatakan ibunya, Mariati, telah meninggal dunia setahun lalu akibat sakit.
"Ibu sakit meninggal dirumah. Sebenarnya ibu ga bisa jalan terus pas paginya itu ibu minta keluar tapi saya lagi masak kok ga ada suara ternyata di situ ibu susah napas, niatnya mau di bawa rumah sakit terus kayaknya mau di bawa ke rumah sakit ga sampe jadinya meninggal di rumah," jelas Diva.
![]() |
Kini rumah Diva sudah tidak berpenghuni, dia memilih tinggal di rumah kakaknya selepas ibunya meninggal dunia. Itu pun karena kini Diva telah punya pekerjaan baru sebagai buruh pabrik kain gendongan bayi.
Meskipun demikian, Diva bersyukur donasi sahabat baik senilai Rp 19.208.425 telah disalurkan dan sang ibu sempat merasakan hasilnya.
Diva mengatakan donasi tersebut dia manfaatkan untuk membuka usaha ternak kambing, membeli motor untuk bekerja hingga kebutuhan sekolahnya dulu.
"Tadinya beli dua ekor. Kemarin sudah beranak.Jadi tiap minggu saya pulang. Nanti tanggal 19 itu kan udah selamatan ibu di sini. Bisa juga ya buat kurban ibu," sebut dia.
![]() |
Kehidupan Diva pun semakin membaik dengan gaji yang dia dapat. Namun Diva masih dengan teguh memegang janji kepada ibunya yang menitip pesan sebelum tiada.
"Ibu pesan jaga diri baik-baik. Jangan nyusahin orang. Pengen jadi anak yang sukses nantinya. Biar bisa bahagiain kakak. Nggak nyusahin kakak," kata dia penuh harap.
Dia pun mengucapkan terima kasih kepada #sahabatbaik yang telah membuka pintu harapan dia bisa terus sekolah bahkan memulai usaha ternak kambing.
"Buat semuanya, saya ucapkan terima kasih buat kalian semua. Karena udah membantu saya. Dan saya minta maaf kalau saya merepotkan kalian. Dan saya akan doakan kalian semoga sukses terlalu dan sehat. Amin," ungkapnya.
#sahabatbaik betapa bahagianya Diva dengan hadirnya donasi untuknya. Walaupun ibunya telah tiada dia tetap bisa menatap masa depan dengan positif.
Kamu bisa juga membantu anak-anak lain dengan Donasi di berbuatbaik.id yang 100% tersalurkan.