Zahida Qalbi Nadifa, seorang balita asal Kendari, Sulawesi Tenggara, tak ubahnya anak kecil lain yang seusia. Dia gemar tersenyum, tertawa, bernyanyi, dan mendengarkan lagu. Binaran matanya selalu terlihat tiap kali ada hal baru yang kontak langsung dengannya.
Sayang keceriaan Zahida redup akibat gangguan penglihatan sejak lahir pada 2021. Kedua mata Zahida terlihat putih dan hanya bisa mengikuti rangsang sinar yang disorotkan padanya. Kondisi ini berbeda dengan saat Zahida berada di ruang dengan banyak cahaya namun tidak fokus kepadanya.
"Pada usia 2 bulan dibawa ke rumah sakit khusus mata, ada dua kemungkinan penyebabnya. Yaitu virus rubella dan obat-obatan yang merusak kornea mata Zahida. Sudah dioperasi dua-duanya tapi kemungkinannya antara gagal atau ada keajaiban," Harmawati, ibu dari Zahida.
Dengan kenyataan tersebut, proses penanganan mata Zahida masih panjang. Zahida harus menjalani operasi cangkok kornea untuk mengembalikan fungsi penglihatannya. Tindakan ini menemui tantangan karena Zahida harus menunggu donor yang cocok. Zahida dan orangtuanya juga harus menghadapi keterbatasan ekonomi.
Di tengah gelapnya hidup dan keraguan pada kemajuan pengobatan, Zahida yang beranjak 4 tahun ternyata tidak sendirian. Ada Sahabat Baik yang hadir memberi secercah terang pada kehidupan Zahida melalui donasi. Dana yang terkumpul sebesar Rp 38.680.033 digunakan Zahida dan orangtuanya untuk melanjutkan hidup.
"Terima kasih saya ucapkan pada berbuatbaik.id atas kepercayaannya membantu proses pengobatan Zahida. Masya Allah, kami berterima kasih sekali. Semoga Allah selalu melancarkan kegiatan berbuatbaik.id dan membantu banyak orang khususnya seperti Zahida," kata Harmawati.
Sebagai informasi, Danu Susianto ayah Zahida tidak lagi bekerja karena fokus pada usaha pengobatan putrinya. Zahida bersama orang tua tinggal di Jakarta selama rangkaian penanganan gangguan penglihatan. Keluarga ini memutuskan kembali ke Kendari lebih dulu, sambil menunggu tindakan selanjutnya.
Keputusan tersebut sekaligus untuk memulihkan kondisi mental dan psikologis Zahida, yang telah melalui beberapa operasi dan pemeriksaan sejak lahir. Zahida dikhawatirkan mengalami trauma jika terus melalui tindakan medis dengan hasil yang belum pasti.
Keputusan Zahida dan orang tuanya untuk terus menjalani proses pengobatan dengan semua tantangannya, tak bisa lepas dari peran para Sahabat Baik. Selain Zahida, masih banyak pihak lain yang membutuhkan bantuan demi melanjutkan kehidupan. Sahabat Baik, jangan bosan untuk terus membantu di berbuatbaik.id yang akan disalurkan 100% tanpa potongan.