Keteguhan Ibu Ratna dan Senyum Bahagia Slamet
Di sebuah kontrakan kecil di Cilandak, Jakarta Selatan, hidup seorang ibu bernama Ratna bersama anak laki-lakinya, Slamet. Rumah mereka sederhana, tapi penuh dengan cinta dan keteguhan. Slamet, bocah berusia tujuh tahun, lahir dengan cerebral palsy dan kelainan jantung bawaan. Kondisi itu membuatnya sulit bergerak dan membutuhkan perawatan rutin, namun matanya selalu memancarkan semangat yang hangat.
Sejak suaminya meninggal, Ratna harus berjuang sendiri bersama Slamet yang masih kecil. Setiap hari ia bekerja sebagai buruh cuci dengan bayaran sekitar Rp 50.000 per hari. Penghasilannya yang pas-pasan dipakai untuk membeli susu, popok, dan ongkos terapi anaknya. Meskipun hidup dalam keterbatasan, Ratna tak pernah menyerah. “Yang penting Slamet sehat dan bahagia,” katanya lirih, menandakan cinta yang tak tergantikan.
Ketika kisah mereka dibagikan melalui berbuatbaik.id, banyak hati yang tergerak. Donasi datang dari berbagai penjuru negeri. Dari uang yang terkumpul sebesar Rp 30.483.100 , Ratna bisa membeli kasur yang layak, lemari, kulkas, dan sedikit modal untuk membuka warung kecil di rumah. Hal sederhana itu membawa perubahan besar: Ratna bisa lebih tenang, sementara Slamet semakin ceria dan bersemangat mengikuti terapi.
Kisah Ratna dan Slamet mengingatkan kita bahwa kekuatan sejati sering lahir dari kesederhanaan. Bahwa kasih seorang ibu bisa melampaui segala keterbatasan, dan kebaikan sekecil apa pun bisa menumbuhkan harapan baru.
Sahabat Baik mungkin tidak pernah bertemu mereka, tapi tangan-tangan baik itu telah menjadi alasan di balik tawa kecil Slamet hari ini. Inilah yang disebut buah kebaikan hasil nyata dari hati yang mau peduli.
Kebaikan tidak selalu harus besar. Ia bisa hadir dalam bentuk sekecil apa pun: selembar doa, sedikit bantuan, atau waktu yang diberikan dengan tulus. Hal-hal kecil itulah, hidup seseorang bisa berubah selamanya.
Ratna mungkin tak punya banyak, tapi ia kaya akan cinta dan ketabahan. Berkat uluran tangan para Sahabat Baik, ia kini tahu bahwa di dunia ini, ia tidak berjuang sendirian.
