Kembali
kisah-sebuah-harapan-dan-perjuangan-pasutri-tunanetra

Kisah Sebuah Harapan dan Perjuangan Pasutri Tunanetra

Kisah hidup pasangan suami istri Ippit dan Ponni, penyandang tuna netra yang tinggal di Meruya, Jakarta Barat, menjadi potret nyata perjuangan dalam keterbatasan.

Untuk menghidupi keluarga, Ippit berjualan kerupuk keliling sementara istrinya berusaha menjajakan kacang mede di tempat berbeda. Namun, penghasilan mereka sangat minim, terkadang hanya cukup untuk sekadar bertahan hidup.

Tak jarang, ketika dagangan sepi, keluarga ini harus rela makan nasi dengan garam saja. Keterbatasan penglihatan membuat aktivitas sehari-hari penuh risiko, seperti tergelincir atau jatuh ke got, tetapi mereka tetap tegar menjalani hidup.

Di tengah kesulitan itu, anak tunggal mereka, Hafsyah, menjadi cahaya dan penopang orangtuanya. Meski sering mendapat ejekan karena kondisi keluarganya, ia dengan sabar mendampingi ayahnya berjualan dan membantu berbagai aktivitas rumah. Harapan keluarga ini sederhana: bisa hidup layak, memiliki rezeki cukup, serta menjaga pendidikan anak-anak mereka agar tidak terputus.

Melihat kondisi tersebut, Berbuatbaik.id menggalang donasi yang berhasil terkumpul hingga Rp18.278.250. Bantuan tersebut telah disalurkan untuk kebutuhan sehari-hari, modal berdagang, biaya pengobatan, serta pendidikan anak.

Bahkan, dengan ketulusan hati, Ippit menyisihkan sebagian dari bantuan itu untuk berbagi dengan sesama tuna netra melalui kegiatan sosial. Kini, kehidupan keluarga ini sedikit lebih baik, meski perjuangan tetap berlanjut. Kisah mereka mengajarkan arti kesabaran, keikhlasan, dan semangat pantang menyerah dalam menghadapi keterbatasan.