Kalau dulu pemuda bersatu untuk melawan penjajah, sekarang generasi muda bersatu lewat kebaikan. Semangat itu sama, bedanya cuma zaman dan caranya. Dulu, perjuangan diisi dengan rapat, perlawanan, dan semangat kemerdekaan. Sekarang, perjuangan diisi dengan kepedulian, aksi sosial, dan solidaritas digital.
Generasi Z tumbuh di tengah dunia yang serba cepat dan terhubung. Informasi mengalir tanpa batas, dan perubahan terjadi setiap detik. Namun di tengah arus yang deras ini, masih banyak anak muda yang memilih untuk berhenti sejenak melihat sekitar, dan melakukan sesuatu untuk orang lain. Itulah bentuk perjuangan baru yaitu Gerakan Kebaikan.
Kebaikan sekarang gak harus besar atau viral. Kadang sesederhana klik “donasi” untuk bantu orang yang kesulitan, kirim pesan semangat ke teman yang sedang berjuang, atau sekadar menahan jari dari menulis komentar negatif di media sosial.
![]() |
Hal-hal kecil yang terlihat biasa itu sebenarnya punya kekuatan luar biasa. Setiap tindakan baik, sekecil apa pun, bisa jadi percikan yang menyalakan api perubahan.
Kita mungkin gak lagi di medan perang, tapi kita semua ada di medan perubahan, medan tempat nilai kemanusiaan diuji setiap hari. Ketika dunia terasa keras, Gen Z membuktikan bahwa empati masih ada. Bahwa peduli masih relevan dan berbuat baik tetap keren.
Gerakan kebaikan ini bukan sekadar tren, ini adalah bentuk nyata dari semangat Sumpah Pemuda yang hidup di masa kini. Kalau dulu para pemuda bersumpah untuk bertanah air, berbangsa, dan berbahasa satu, sekarang kita bersumpah untuk bersatu lewat aksi baik di dunia nyata maupun digital.
![]() |
Salah satu media untuk berbuat baik adalah platform donasi berbuatbaik.id. Satu klik donasi bisa jadi harapan untuk keluarga yang membutuhkan. Satu pesan positif bisa menguatkan orang yang lagi jatuh. Satu niat tulus bisa menginspirasi banyak hati.
Satu langkah kecil bisa mempunyai dampak besar. Kebaikan yang dilakukan bersama akan menggema lebih jauh daripada yang dibayangkan.
Jadi, yuk lanjutkan Gerakan Kebaikan Ala Gen Z. Mulai dari diri sendiri, mulai dari hal kecil, dan mulai dari hari ini. Masa depan Indonesia bukan cuma tentang siapa yang paling pintar, tapi siapa yang paling peduli.