Ikatan Alumni Universitas Airlangga (IKA Unair) bersama berbuatbaik.id dan sejumlah organisasi berkolaborasi membangun sumur bor untuk daerah kekeringan di Tulungagung. Kini aliran air dari sumur tersebut dapat bermanfaat untuk ratusan kepala keluarga.
Program Aksi Merdeka Air dan Tanaman untuk Alam (Amerta) merupakan hasil kolaborasi IKA Unair dengan Persatuan Ahli Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) Surabaya, Ikatan Alumni Penyakit Dalam (IPD) Universitas Airlangga, berbuatbaik.id, LMI, Rumah Zakat, Apsilangga (Alumni Psikologi Universitas Airlangga) serta Pemerintah Kabupaten Tulungagung.
Ketua Persatuan Ahli Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) Surabaya sekaligus alumni Unair, Dr Siprianus Ugroseno Yudho Bintoro mengatakan pembuatan sumur bor dilakukan di Dusun Tenggar, Desa Tenggarejo, Tanggunggunung. Daerah ini dipilih karena merupakan salah satu wilayah langganan krisis air bersih.
"Tujuan pengadaan sumur ini adalah untuk membantu masyarakat di daerah rawan kekeringan. Seperti kita ketahui di Desa Tenggarejo ini sarana air bersihnya kurang, terutama saat musim kemarau," kata Ugroseno, Minggu (19/5/2024).
Ugroseno berharap sumur bor tersebut dapat memberikan manfaat untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari masyarakat Tenggarejo dan sekitarnya.
Sementara itu Ketua Amerta Mohammad Fauzi Setiawan bersyukur karena kerja kolaborasi lintas organisasi tersebut dapat membuahkan hasil yang maksimal. Menurutnya proses pembangunan sumur bor ini tidaklah mudah, sebab tim ahli harus melakukan pemetaan secara geolistrik guna mengetahui titik mata air.
Tak hanya itu, pengeboran yang dimulai 14 Oktober 2023 tersebut juga sempat menemukan sejumlah kendala, karena kondisi titik yang dibor merupakan daerah batuan kars, beberapa kali mata bor bertemu dengan ruang kosong maupun batuan keras dan membuat mata bor rusak.
"Alhamdulillah sekarang sudah bisa mengalir dan dimanfaatkan oleh masyarakat. Air ini juga sempat dilakukan pemeriksaan oleh ahli dan dinyatakan layak untuk dikonsumsi," ujar Fauzi.
Untuk mendapatkan titik mata air yang diinginkan, pengeboran harus dilakukan hingga kedalaman 86 meter. Biaya pembuatan sumur bor tersebut diperkirakan menelan anggaran hingga Rp 200 juta.
General Manager CT Arsa Foundation selaku perwakilan berbuatbaik.id Gatut Mukti berharap keberadaan sumur bor tersebut dapat memudahkan masyarakat di Dusun Tenggar dan sekitarnya untuk mendapatkan pasokan air bersih
"Sumur ini diproyeksikan dapat dimanfaatkan untuk 140 kepala keluarga, mudah-mudahan ini menjadi sumber kehidupan dan memutus mata rantai kekurangan air," jelasnya.
Beroperasinya sumur baru ini menjadi sumber kebahagiaan bagi masyarakat. Kades Tenggarejo Mudjito mengatakan selama ini beberapa dusun di desanya rutin menjadi langganan kekeringan saat kemarau.
"Kondisi itu sudah terjadi lama. Untuk mendapatkan air bersih biasanya warga cari air ke sumber, kadang tidak cukup. Sedangkan yang mampu bisanya mendatangkan air bersih, satu tangki Rp 200 ribu," kata Mudjito.
Pihaknya berharap sumur bantuan alumni Unair ini bisa bertahan lama dan dimanfaatkan semaksimal mungkin oleh masyarakat.
Pj Bupati Tulungagung Heru Suseno mengatakan untuk memaksimalkan pemanfaatan sumur bor, pihaknya telah memerintahkan Dinas Perumahan Dan Kawasan Permukiman Tulungagung untuk membangun jaringan perpipaan menuju ke rumah penduduk.
"Tugas kami adalah bagaimana mendistribusikan air dari tandon ke masyarakat. Di tahun 2024 sudah dianggarkan untuk 100 warga yang nanti dilakukan oleh dinas permukiman," kata Heru.