Berbagi Kabar & Kegiatan > detail

Haru, 3 Artis Ini Ungkap Perjuangan Sembuh dari Gangguan Mental

Haru, 3 Artis Ini Ungkap Perjuangan Sembuh dari Gangguan Mental
Masih banyak yang beranggapan penyakit kejiwaan ini adalah hal biasa yang tidak diperlukan penanganan khusus seperti penyakit-penyakit jasmaniah lainnya.

Saat ini gangguan mental mulai jadi perhatian serius. Apalagi masih banyak yang beranggapan penyakit kejiwaan ini adalah hal biasa yang tidak diperlukan penanganan khusus seperti penyakit-penyakit jasmaniah lainnya. Padahal, jika dibiarkan, hal ini dapat berakibat fatal bagi penderitanya.

Menurut American Phsychiatric Association, gangguan mental adalah suatu kondisi kesehatan ketika individu mengalami perubahan dalam pola pikir, emosi, atau perilaku maupun gabungan dari ketiga hal tersebut. Kondisi ini pun sangat beragam, dari rasa cemas, depresi, bipolar, skizofrenia, demensia dan yang lainnya.

Penyakit ini pun dapat menimpa siapa saja tanpa memandang batas usia, jenis kelamin, dan status sosial, tak terkecuali para artis ternama. 3 Artis ini berbagi kisah mengatasi gangguan mental yang dideritanya agar bisa sembuh. Berikut ceritanya dirangkum dari beberapa sumber.

1. Aliando Syarief

Pemain sinetron “Ganteng-Ganteng Serigala” ini menyatakan bahwa dirinya divonis dokter mengidap OCD (Obsessive Compulsive Disorder) pada tingkat yang ekstrem. Hal ini membuatnya harus hengkang sementara dari dunia hiburan Tanah Air.

Foto:Instagram/aliandooo & Fanbase

Dirinya mengaku bahwa saat itu ia tidak bisa melakukan aktivitas sehari-hari dengan normal. Sebelumnya, ia juga pernah menderita kelainan mental ini saat kelas 2 SD. Namun, hal itu dialaminya kembali selama 2 tahun pada 2019 dan 2020 lalu.

“2 tahun kena OCD enggak bisa ngapa-ngapain dan susah untuk dipahami. Gue fokus ke mana, enggak sinkron pikiran dan otak. Ganggu banget. Gue lagi main tiba-tiba disuruh ngulang sama pikiran gue. Kalau enggak, akan ada yang celaka (pikirnya),” jelas Aliando.

2. Ariel Tatum

Artis berparas cantik dan menawan satu ini juga pernah membagikan ceritanya bahwa dirinya mengidap penyakit Borderline Personality Disorder. Penyakit ini memicu penderitanya sangat kesulitan mengelola emosi, perubahaan mood yang tidak menentu, bahkan sampai memiliki kecenderungan untuk menyakiti diri sendiri atau orang lain.

Foto:Instagram Ariel Tatum

Ia juga bercerita bahwa dirinya pernah melakukan percobaan bunuh diri saat umur 13 tahun dan juga beberapa kali melukai tubuhnya dengan benda-benda tajam.

Dirinya mengaku bahwa tujuan ia bercerita mengenai penyakit yang dialaminya adalah untuk membantu masyarakat yang juga mengalami gangguan mental. Ia tak ingin masalah kesehatan mental ini menjadi isu yang tabu di masyarakat.

“Aku ingin membantu masyarakat Indonesia mematahkan stigma itu sendiri di mana ngomongin kesehatan mental itu apa sih. Kayak gak nyaman banget, tabu banget. Makanya aku di sini gelar Let’s End the Shame. Ayo kita sudahi rasa malu untuk membahas kesehatan mental kita semua,” jelasnya.

3. Andriani Marshanda

Bipolar Disorder atau masalah kesehatan yang menyebabkan penderitanya merasakan perubahan suasana, emosi, dan energi secara ekstrem ternyata juga pernah dialami oleh Marshanda. Ia menuturkan bahwa pada awalnya ia tidak bisa menerima vonis penyakit tersebut dalam kurun waktu 4 tahun. Seiring berjalannya waktu, perlahan-lahan ia mulai belajar beberapa ilmu baru yang membuatnya dapat menerima penyakit bipolar yang dideritanya.

“Susah banget untuk stabil. Orang bipolar itu fluktuasinya high banget, over happy, sangat berenergi, over sensitive, terus ngomongnya jadi cepet. Lalu aku mulai open, saat belajar ilmu psikologi, ilmu konseling, aku masuk kelas diploma hipnoterapi. Terus aku mulai deh nyemplung belajar bipolar disorder itu apa,” tuturnya.

Sahabat baik, kondisi gangguan mental yang dialami oleh seseorang tidak bisa dianggap remeh begitu saja. Gangguan jiwa ini juga diperlukan penanganan yang tepat sebagaimana penyakit jasmani lainnya. Seseorang yang mengalami gangguan mental sering kali mendapatkan stigma buruk di masyarakat. Mereka yang menderita penyakit ini tidak boleh dibiarkan sendiri atau bahkan sampai terisolasi.

Kamu dapat mulai menaruh empati untuk mereka dengan menjadi pendengar yang baik, memahami apa yang mereka rasakan, perhatikan setiap ucapanmu, dan juga mengajaknya untuk berkonsultasi ke psikolog jika penyakitnya dinilai sudah terlalu parah.

Selain itu, kamu juga bisa membantu para pasien ODGJ di Yayasan Al-Fajar Berseri dengan Donasi di berbuatbaik.id. Donasi yang kamu berikan akan disalurkan 100% tanpa potongan sedikit pun. Untuk kamu yang ingin mendaftarkan diri atau komunitasmu menjadi relawan melalui website kami juga bisa ya.

Yuk, mari kita terus meningkatkan kepekaan kita terhadap orang-orang sekitar dan terus menebar kebaikan untuk saudara-saudara yang membutuhkan! Mulai aksi baikmu dari sekarang juga!