Kembali
Jalan Jongkok dengan Kaki Tangan Tak Sempurna, Pemulung Ini Jadi Guru Anak Pedalaman

Jalan Jongkok dengan Kaki Tangan Tak Sempurna, Pemulung Ini Jadi Guru Anak Pedalaman

Suara lantang Sumadi Azhar (34) nyaring terdengar di antara puluhan anak-anak didiknya di PAUD Al Hijrah, Mangkung, Kecamatan Praya Barat, Lombok Tengah. Pertanyaan Sumadi pun tak kalah dijawab lantang anak-anak yang begitu bersemangat mengais pengetahuan. Padahal mereka belajar di tengah kondisi yang serba terbatas. Hanya tikar tipis mengalasi tempat duduk mereka dan dinding bilik bambu yang rapuh menjadi pelindung kala hujan dan panas menerpa.

Foto:berbuatbaik.id

"Kalau hujan, kena air hujan, tapi ini tidak menyurutkan semangat saya untuk memberikan pelajaran untuk anak-anak PAUD karena mereka juga generasi kita untuk penerus bangsa kelak. Jadi walaupun hujan kita selalu bersemangat untuk memberikan pendidikan untuk mereka dan dengan keterbatasan Alhamdulillah tidak mengurangi semangat saya," tegas pria lulusan MI ini kepada tim berbuatbaik.id

Sumadi guru yang istimewa. Dia tidak dianugerahi fisik yang sempurna. Sejak kecil Sumadi alami disabilitas dengan kondisi kaki dan tangan menekuk sehingga dirinya tidak bisa berdiri dan melakukan segala hal dengan berjongkok. Sumadi sering dicibir, tapi semangatnya membantu anak-anak di desanya melunturkan rasa kecil hatinya. Baginya tiada hidup yang lebih bermakna selain membagikan ilmu kepada anak-anak yang jauh di pelosok Nusa Tenggara Barat.

Foto:berbuatbaik.id

"Biarlah mereka yang menggunjingkan, kita tidak menghiraukan karena kondisi seperti ini bukan kehendak kita tapi kehendak yang Maha Kuasa. Hidup itu saya jalani apa adanya yang penting ikhlas," ucapnya pasrah.

Meski dilahirkan dengan kondisi fisik demikian, Sumadi tulus mengajar anak-anak di desanya. Tim berbuatbaik.id pun menjadi saksi betapa bahagianya Sumadi dan anak-anak saat mengenal alat-alat transportasi, membaca doa dan bernyanyi bersama. Di malam hari, Sumadi juga menjadi pengajar baca tulis Alquran di rumahnya untuk masyarakat sekitar.

"Saya meneruskan almarhum kakek, alasan mengajar supaya di dalam diri anak-anak ada rasa keagamaan kalau tidak ada yang mendidik di sini anak-anak akan terbengkalai, terlebih di era globalisasi kali ini banyak sekali anak-anak tidak terdidik di sini. Jadi Alhamdulillah semua anak-anak di sekitar sini alhamdulillah datang ke sini untuk ngajinya," sambung Sumadi.

Foto:berbuatbaik.id

Jangan dikiria hidup Sumadi nyaman. Meski dirinya membutuhkan perhatian lebih karena kondisinya, Sumadi begitu mandiri. Apalagi kini dia telah menjadi kepala keluarga untuk istri dan 3 anaknya yang kecil. Kondisi terpaksa membuat Sumadi untuk bisa mencari nafkah meski dengan tangan dan kaki yang tak sempurna.

Sehari-hari Sumadi mencari rupiah dengan mengumpulkan sampah-sampah di sekelilingnya yang dia jual. Dari memulung bertahun-tahun Sumadi berhasil membeli 2 ekor kambing yang dia ternakan dan jual. Semua dia lakukan sendiri tanpa bantuan orang lain atau alat yang menopangnya.

"Penghasilan tidak menentu juga dari mengambil rongsokan paling Rp 5 ribu per hari di sekitar wilayah ini carinya. Saya sudah dari lahir seperti ini," kata Sumadi melanjutkan.

Kerja keras dan sifat pantang menyerah dengan berbagai keterbatasan fisik dan finansial ini lah yang membuat Rodhatul Jannah, istri Sumadi, tetap setia di sisinya. Bagi Rodhatul, sosok Sumadi adalah ayah yang bertanggung jawab dan penyayang keluarga.

"Perjuangannya sangat luar biasa, selalu semangat, penuh kasih sayang sama anak. Sehari-hari gembala kambing walaupun hasilnya tidak tentu," kata dia yang telah menikah dengan Sumadi pada 2014 lalu.

Foto:berbuatbaik.id

Walau begitu sulit untuk keluarga sendiri, Sumadi tidak mengeluh atau meminta tolong kepada tim berbuatbbaik untuk membantu perekonomian keluarganya. Dia justru berharap anak-anak ajarnya bisa mendapatkan tempat belajar yang layak tanpa kebasahan lagi kalau hujan. Dia menanam mimpi suatu saat tempat mengajarnya mempunyai kursi dan meja serta dinding bata yang bisa melindungi anak-anak ketika belajar.

Sebagai informasi juga Sumadi merupakan salah satu anggota dari yayasan Lombok Independent Disabilitas Indonesia (Lidi Foundation) yang merupakan komunitas difabel seluruh Lombok. Dalam wadah para disabilitas saling tolong menolong dan membantu pemberdayaan sesama mereka untuk menyambung hidup serta memberikan dukungan moral.

Sahabat Baik, tidak ada hidup yang lebih bermakna selain menjadi manusia yang bermanfaat. Itulah prinsip Sumadi dengan usaha yang begitu luar biasa untuk memberikan yang terbaik bukan hanya untuk keluarga melainkan juga untuk anak-anak di desanya. Betapa inspiratifnya perjuangan Sumadi ya sahabat baik.

Jangan sampai nyala semangat Sumadi padam dengan kondisi dirinya yang terus terhimpit. Mari bantu dengan kebaikan yang diberikan melalui berbuatbaik.id. Caranya sederhana, sahabat baik bisa mulai Donasi sekarang juga melalui berbuatbaik.id. Kabar baiknya, semua donasi yang diberikan seluruhnya akan sampai ke penerima 100% tanpa ada potongan.

Kamu yang telah berdonasi akan mendapatkan notifikasi dari tim kami. Selain itu, bisa memantau informasi seputar kampanye sosial yang diikuti, berikut update terkininya. Jika berminat lebih dalam berkontribusi di kampanye sosial, #sahabatbaik bisa mendaftar menjadi relawan. Kamu pun bisa mengikutsertakan komunitas dalam kampanye ini.

Yuk jadi #sahabatbaik dengan #berbuatbaik mulai hari ini, mulai sekarang!

Donasi Sekarang