Kembali
Merdeka Tuntut Ilmu! Anak-anak Pesisir Berharap Lembaran Buku

Merdeka Tuntut Ilmu! Anak-anak Pesisir Berharap Lembaran Buku

Tawa bahagia anak-anak di taman belajar terdengar jelas kala itu di Taman Belajar yang juga dikenal sebagai Taman Anak Pesisir. Di tempat yang berlokasi di Jakarta Utara, tepatnya di Pelabuhan Kalibaru ini, anak-anak sering berkumpul menuntut ilmu.

Walau tumbuh di lingkungan pelabuhan yang kumuh dan gersang tak sedikitpun semangat belajar anak-anak hilang. Mereka yang merupakan anak-anak nelayan, sering menghabiskan waktu untuk belajar di taman tersebut sembari menunggu orangtua mereka pulang melaut.

Foto:berbuatbaik.id

Pelbagai hal mereka pelajari mulai membaca, membuat prakarya seni, mengaji hingga olahraga. Biasanya para guru datang dari berbagai relawa, seperti pegiat sosial Tubagus Zainal Arifin alias Uncle Teebob yang mau menyisihkan waktu dan tenaganya secara sukarela.

Namun semngat anak-anak yang menggebu ini kontras dengan fasilitas di Taman Baca Pesisir itu. Pasalnya kondisi taman baca, utamanya perpustakaan jauh dari kata layak. Buku-buku masih terbatas sehingga 96 anak nelayan ini kadang terpaksa bergantian membaca. Bahkan tak jarang, anak-anak ini berebut membaca. Kalau sudah begini Tri, salah satu relawan, harus turun tangan menenangkan anak-anak.

“Sekarang jumlahnya ada sekitar 96 anak. Mereka terpaksa bacanya buku-buku bekas itu, karena terbatas jumlahnya jadi rebutan,” ujar Tri kepada tim berbuatbaik.id

Foto:berbuatbaik.id

Kondisi buku-buku yang disediakan pun bukanlah buku-buku baru. Semua buku ini merupakan buku bekas dari sumbangan orang-orang sekitar. Bahkan buku-buku ini sebenarnya tidak cocok untuk bahan bacaan anak-anak karena topiknya yang terlalu berat untuk anak-anak seusia mereka.

“Buku-bukunya terlalu berat, kayak buku bahasa inggris, buku anak-anaknya belum spesifik. Bukunya bekas disumbang dari orang-orang dan teman-teman”, lanjutnya.

Tri mengungkapkan bahwa taman baca ini membutuhkan buku yang ramah anak, seperti buku cerita anak dan ensiklopedia, serta dalam kondisi yang baru. Buku-buku untuk keperluan ibadah seperti Iqro dan Juz Amma juga perlu ditambah lagi.

Walau dengan kondisi serba terbatas, Tri mengungkapkan tak sekalipun anak-anak berhenti datang dan menyerah menuntut ilmu. Mereka pun rela membaca tanpa adanya meja dan kursi hingga alat tulis. Selain kondisi fasilitas, kondisi lainnya yang menyayat hati ketidaktersediaan tenaga relawan yang bersedia meluangkan waktu untuk mereka. Padahal anak-anak ini begitu haus akan ilmu pengetahuan.

Arman, Anak Pesisir yang Memupuk Mimpi Jadi Pemain Sepakbola

Untuk Indonesia, Indonesia negeri elok, gagah, perkasa.
Tanah pusaka nan kaya raya.
Tumpah darah yang ku cinta
Tanah air ku puja sepanjang masa

Adalah penggalan puisi yang dideklamasikan oleh anak nelayan, Arman (13) Namanya. Remaja kelas 6 SD ini memang mempunyai tekad besar meraih mimpi walaupun dilahirkan dalam kondisi yang serba terbatas.

Mimpinya satu, hanya ingin mengubah kehidupan orang tuanya yang sehari-hari mengabdi pada laut untuk mencari nafkah. Hidup di pesisir laut Cilincing, laut tak hanya teman bagi Arman tetapi juga terkadang menjadi ancaman.

Foto:berbuatbaik.id

Kala musim ombak tinggi, Arman selalu dihantui rasa takut jikalau ayahnya seperti ayah temannya yang mati di laut.

“Papa biasanya kerja dua hari satu malam, besoknya baru pulang. Saya kepikiran papa di sana gimana. Kadang kalau ombak lagi gede saya nyuruh papa nggak usah berangkat,” ujarnya khawatir terhadap sang Ayah.

Sementara di lain pihak, ayahnya khawatir masa depan Arman akan sama dengan dirinya. Makanya, ayahnya berpesan agar Arman rajin belajar dan mengejar cita-cita setinggi-tinggi agar tidak lagi menjadi nelayan.

“Kata papa Arman nggak usah ikutin papa. Papa nggak lulus sekolah, udah Arman terusin aja sekolah biar jadi orang sukses. (Kalau) saya fokus ke sekolah sama bola, insyaallah nanti saya turnamen di Lampung,” lanjutnya.

Foto:berbuatbaik.id

Pesan ini dia camkan benar-benar. Oleh karena itu, sejak kecil Arman sudah menuai beragam prestasi. Utamanya urusan deklamasi dan juga sepak bola. Arman bilang bahwa dia akan mengikuti turnamen sepakbola di Lampung.

“Kata papah udah nanti dibayarin pelatih (bolanya),” kata Arman yang bermimpi jadi pemain sepakbola.

Dia yang mengidolakan Sergio Ramos juga banyak mendapatkan prestasi di berbagai lomba membaca puisi. Di masa depan, Arman ingin keluarganya hidup lebih baik.

“Saya ingin bikin Bapak Ibu naik haji, saya ingin beli rumah,” tegasnya.

Sahabat baik, kita dapat lihat kegigihan Arman untuk meraih mimpinya. Jangan biarkan impiannya pupus karena keterbelakangan ekonomi. Selain Arman, masih banyak anak-anak di luar sana yang belum memperoleh hak pendidikan mereka. Mari bersama-sama memajukan kesejahteraan pendidikan anak-anak di Indonesia dengan mendukung Taman Baca di Pesisir, tempat Arman menuntut ilmu melalui Donasi di berbuatbaik.id sekarang juga.

Kabar baiknya, semua donasi yang diberikan seluruhnya akan sampai ke penerima 100% tanpa ada potongan.

Kamu yang telah berdonasi akan mendapatkan notifikasi dari tim kami. Selain itu, bisa memantau informasi seputar kampanye sosial yang kamu ikuti, berikut update terkininya.

Jika berminat lebih dalam berkontribusi di kampanye sosial, #sahabatbaik bisa mendaftar menjadi relawan. Kamu pun bisa mengikutsertakan komunitas dalam kampanye ini.

Yuk jadi #sahabatbaik dengan #berbuatbaik mulai hari ini, mulai sekarang!

 

 

 

 

 

Donasi Sekarang