Kembali
Mbah Satinem Pejuang Hidup Bagi Suami Sakit Keras dan Anak Kebutuhan Khusus

Mbah Satinem Pejuang Hidup Bagi Suami Sakit Keras dan Anak Kebutuhan Khusus

Pagi buta telah menjadi waktu yang amat sangat sibuk bagi Mbah Satinem. Perempuan berusia 83 tahun ini harus menyiapkan setumpuk peralatan dagangnya. Satu per satu karung, wadah dan timbangan dia pindahkan ke atas becak motor dibantu oleh anak sulungnya, Guntoro, yang setia membantu dan menemaninya berjualan.

Foto:berbuatbaik.id


Seperti pada pagi itu, Mbah Satinem bergegas menuju pasar Sambi, Kecamatan Ringinrejo, Kediri. Ia berkejar-kejaran dengan waktu, agar lapak tempat biasa ia berdagang tak ditempati pedagang lainnya.

Saat pertama dijumpai tim berbuatbaik.id, di lapak kecil beralaskan karung nampak Mbah Satinem dan Guntoro berjualan buah-buahan yang biasa mereka jual seharga sepuluh ribu rupiah untuk satu kilogram.

“Biar nggak lapar, biar bisa punya uang dan beli beras. Jadi gini lah jualan. Kalau enggak jualan siapa yang mau ngasih?” ucapnya.

Foto:berbuatbaik.id


Mbah Satinem tinggal di rumah yang sangat sederhana dan apa adanya. Rumah itu telah lapuk dimakan zaman dengan dapur yang masih beralaskan tanah dan dinding bambu. Untuk memasak pun Mbah Satinem masih menggunakan tungku. Jika hujan tiba, Mbah Satinem terpaksa berhenti memasak dan menahan lapar lebih lama dikarenakan air hujan yang mengalir dengan derasnya dari sela-sela atap hingga membasahi dapurnya.

Tak hanya dapur, seluruh isi rumah pun digenangi air hujan. Mulai dari lantainya yang basah kuyup dan kasur tempat mereka tidur pun harus ditutupi plastik atau karung agar tidak basah.

Foto:berbuatbaik.id


Meski begitu dalam kondisi yang memprihatinkan, tak ada alasan untuk tidak mengingat sang pencipta. Begitu juga dengan suaminya, Kademin dan anaknya Guntoro yang berkebutuhan khusus. Meski berkebutuhan khusus, rasa sayang dan kesetiaan Guntoro kepada Ibunya tak perlu diragukan.

Guntoro memang berkebutuhan khusus. sejak kecil ia tak dapat mendengar dan berbicara dengan jelas. Guntoro juga mengalami keterbelakangan mental dan pernah terkena stroke pada saat usianya masih muda, hingga tidak bisa berjalan.

Foto:berbuatbaik.id


Sementara suami Mbah Satinem, Kademin, kini hanya bisa berdiam diri di rumah akibat penyakit darah tinggi akut yang membuatnya sering pusing dan tak bisa berjalan jauh. Hanya pekerjaan ringan seperti membelah kayu bakar untuk memasak yang bisa ia kerjakan. Sebagai kepala keluarga, ia sering merasa tidak bertanggung jawab melihat istri dan anaknya bekerja. Namun kondisi kesehatan terpaksa berdiam di rumah.

“Bismmilahirrohmanirrohim. Semoga Mbah Putri bisa lancar dalam bekerja, dapat rezeki yang banyak dan halal. Mudah-mudahan pekerjaan Mbah Putri diterima yang kuasa. Semoga, rumah saya bisa dibetulkan. Ada yang memberi berkah kepada saya, Mbah Kademin dan keluarga. Semoga saya sekeluarga, bisa lancar dalam bekerja. Tidak ada halangan apapun dan bisa diberi rizki oleh yang maha kuasa,” harap Kademin.

Cukup sudah bagi Mbah Satinem menopang beban hidup di pundaknya. Mari bersama-sama kita bantu Mbah Satimen dan keluarganya untuk mendapatkan kehidupan yang layak dengan Donasi sekarang juga!

Kabar baiknya, semua donasi yang diberikan seluruhnya akan sampai ke penerima 100% tanpa ada potongan.

Bagi kamu yang telah berdonasi, kamu akan mendapatkan notifikasi dari tim kami dan kamu juga bisa memantau informasi seputar kampanye sosial yang telah kamu donasikan dengan mengikuti update terbarunya.

Jika kamu berminat lebih dalam berkontribusi di kampanye sosial, #sahabatbaik bisa mendaftar menjadi relawan. Kamu pun bisa mengikutsertakan komunitas dalam kampanye ini.
Yuk jadi #sahabatbaik dengan #berbuatbaik mulai hari ini, mulai sekarang!

Donasi Sekarang