Kembali
Dua Bersaudara Berprestasi di Sekolah yang Bersandar pada Kursi Roda

Dua Bersaudara Berprestasi di Sekolah yang Bersandar pada Kursi Roda

Sama seperti kemarin, kakak beradik Gilang Romadon (19) dan Fadilah Aulia (17) sudah berada di dalam satu kursi roda. Berbagi tempat, keduanya diantar orangtuanya ke sekolah.

Bukan tanpa alasan, orangtuanya, Aeng dan Tuti harus bersama mereka ke sekolah, lantaran untuk menuju kelas Gilang dan Fadilah harus digendong menaiki tangga. Gilang sudah kehilangan kemampuan berjalan saat 9 bulan.

Foto:berbuatbaik.id

Tulangnya rapuh dan postur tubuhnya berbeda dari anak seusianya. Sementara, sang adik, Fadilah, juga goyah berjalan di usia 9 bulan. Namun berbeda dari kakaknya, postur tubuh bagian atas Fadilah tampak normal.

"Kelihatannya udah agak gede, umur sembilan ketahuannya. Sama Fadilah juga. Orang lain udah bisa jalan, kalau Gilang gak mau berdiri. Kalau kebentur, suka bengkak. Dibawa ke puskesmas dikasih salep hideung (hitam), dikirain bisul. Udah ke dokter. Cuma dokter belum nemu penyakitnya kayak gini. Tapi bisa bantu buat menghilangkan sakitnya aja. Sampai sekarang masih ke dokter," kata Tuti, sang ibu, kepada tim berbuatbaik.id di Kampung Galeong, Kecamatan Singaparna, Kabupaten Tasikmalaya, Jabar.

Foto:berbuatbaik.id

Walau kondisi fisiknya terbatas, Gilang dan Fadilah banjir prestasi. Padahal mereka tidak sekolah di sekolah luar biasa, namun keduanya bisa tempus 10 besar di kelas IPA hingga mampu menghapal Quran dan hadis. Gilang pun diketahui pernah menjuarai lomba Tahfiz.

Prestasi tersebut tak lepas dari dukungan kedua orangtuanya yang selalu mendapingi Gilang dan Fadilah. Aeng, sang ayah, berjualan bakso tahu di depan sekolah mereka dengan penghasilan tak menentu. Sementara istrinya, Tuti, menjadi buruh payet yang diupah hanya Rp 20 ribu per hari.

"Ingin meraih cita-cita biar bisa banggain orangtua," kata Gilang mantap.

Foto:berbuatbaik.id

Baik Gilang dan Fadilah, terkadang membantu ekonomi orangtua mereka dengan menerima pesanan desain. Keduanya menggabar desain sesuai pesanan pelanggan melalui handphone mereka dan diupah hanya Rp 20 ribu per desain.

Dengan kondisi yang serba tak menentu ini serta keterbatasan berjalan, kakak beradik ini punya mimpi untuk bisa menjadi desainer dan pengusaha. Oleh karena itu, mereka ingin terus sekolah hingga perguruan tinggi.

Namun sejumlah kecemasan hinggap di hati orangtua mereka. Jika mereka tua nanti, apa bisa mereka tetap menggendong keduanya. Belum lagi biaya yang begitu besar.

"Harapan ibu sekolah terus lanjut, kalau ada biaya, tapi tau sendiri kehidupan ibu. Jangankan buat kuliah. Tapi gak tahu ada rezekinya mungkin. Kalau bisa sampai kuliah, tapi gimanalah kalau cuma kepengen. Penghasilan bapaknya minim. Cukup makan juga Alhamdulillah," ucap Tuti sambil menangis.

Foto:berbuatbaik.id

Kecemasan mereka menjadi perenungan bagi kita, sahabat baik. Dengan kondisi yang begitu terbatas mereka punya mimpi tanpa batas. Tangan-tangan sahabat baik bisa menjadi pertolongan bagi mereka. Kamu bisa memberikan secercah harapan untuk kakak beradik ini bisa menempuh pendidikan lebih tinggi dengan mulai Donasi sekarang juga.

Kabar baiknya, semua donasi yang diberikan seluruhnya akan sampai ke penerima 100% tanpa ada potongan. Kamu yang telah berdonasi akan mendapatkan notifikasi dari tim kami. Selain itu, bisa memantau informasi seputar kampanye sosial yang kamu ikuti, berikut update terkininya.

Jika kamu berminat lebih dalam berkontribusi di kampanye sosial, #sahabatbaik bisa mendaftar menjadi relawan. Kamu pun bisa mengikutsertakan komunitas dalam kampanye ini.

Yuk jadi #sahabatbaik dengan #berbuatbaik mulai hari ini, mulai sekarang!

Donasi Sekarang