Kembali
Derita Mak Odah, Hidup di Rumah Bilik Bambu dengan Anak Penderita Tumor

Derita Mak Odah, Hidup di Rumah Bilik Bambu dengan Anak Penderita Tumor

Tak pernah habis cerita tentang betapa tangguhnya seorang ibu. Salah satunya Odah, ibu dua orang anak yang tinggal di Kampung Cimadang, Purwakarta, Jawa Barat. Ibu 47 tahun ini tinggal di rumah bilik bambu yang dapur, kamar tidur dan ruang tamunya berada dalam satu ruangan. Kamar mandinya pun berbagi dengan rumah-rumah tetangga yang lain.

Di dalam rumah yang sudah banyak digerogoti rayap ini, banyak baju bergelantungan. Sebab Mak Odah tak punya lemari. Bahkan sebagian baju hanya ia simpan di dalam koper lusuh. Dia pun bermimpi bisa mempunyai rumah yang layak huni untuk ditinggali.

“Ya mau rumah yang baik yang nyaman  ditidurin, didudukin. Ga masalah seperti ini” kata Mak Odah ke tim berbuatbaik.id beberapa waktu lalu.

Himpitan ekonomi terus menekannya, apalagi dia hanya orangtua tunggal yang menghidupi dua anak perempuannya, Mila (12) dan Santi (14). Suami Mak Odah tewas tertimpa longsor saat sedang bekerja di Sumatera dan dia tak pernah melihat lagi jenazah sang terkasih ini kembali ke haribaan Tuhan.

“Sakit banget karena waktu dia pergi dari sini aku lagi hamil 3 bulan yang kecil,” sambung Mak Odah yang sudah kuasa lagi menahan air mata.

Cobaan Mak Odah belum lah selesai, dia kini mengalami katarak sehingga penglihatannya terganggu. Tentu saja ini kerap menyulitkannya dalam mencari nafkah dengan bertani di ladang ketimun milik tetangga.

Katarak yang menempel di mata kanannya ini dia biarkan. Mak Odah lebih suka menyimpan uangnya untuk anak-anaknya.

“Karena lagi ngobatin anak.Nomor satu tetep anak,” ucap Mak Odah tegas.

Tak ada kata menyerah untuk Mak Odah terus berjuang menyambung hidup. Dia terus memupuk asa, terlebih setelah anak pertamanya, Santi menderita tumor di lehernya.

Sang ibu mengungkapkan jika tumor seberat sekitar 4 kilo ini mempengaruhi tumbuh kembang Santi. Bahkan sebelum operasi dia belum bisa jalan hanya tiduran saja. Santi baru bisa berjalan di umur 7 tahun.

Beruntung, saat itu ada dermawan yang membantu operasi Santi namun tidak sampai selesai. Walau demikian, setelah operasi 2 kali, kondisi Santi mengalami perkembangan, meski sulit menumbuhkan percaya diri Santi. 

“Ya kalau misalkan pake jilbab terus, kalau ga pake jilbab terus ada orang dia langsung pergi ambil jilbab dia ngumpet kadang-kadang,” tutur Mak Odah.

Di lain pihak, Santi menunduk lesu saat tim mencoba kembali menelusuri awal mula penyakitnya ini. Alasannya tak lain karena tumor ini tak hanya membuatnya tak sehat, tetapi juga menghilangkan rasa percaya dirinya. Apalagi karena penyakitnya ini Santi yang 14 tahun masih duduk di kelas 3 SD.

“Suka diliatin orang. Mereka suka nanya-nanya. Suka dipoyokin (dirundung) jelek, penyon, besar-besar baru kelas 3,” ucap Santi sedih.

Sahabat baik, betapa banyak cobaan keluarga ini. Namun terlihat bahwa Mak Odah tak pernah mau menyerah apalagi meminta. Kendati demikian, pasti Mak Odah amat berbahagia jika kita ada di sampingnya untuk membantu dan memberikan dukungan. Kamu bisa melakukan itu semua dengan klik Donasi sekarang.

Kabar baiknya, semua donasi yang diberikan seluruhnya akan sampai ke penerima 100% tanpa ada potongan.

Kamu yang telah berdonasi akan mendapatkan notifikasi dari tim kami. Selain itu, bisa memantau informasi seputar kampanye sosial yang kamu ikuti, berikut update terkininya.

Jika kamu berminat lebih dalam berkontribusi di kampanye sosial, #sahabatbaik bisa mendaftar menjadi relawan. Kamu pun bisa mengikutsertakan komunitas dalam kampanye ini.

Yuk jadi #sahabatbaik dengan #berbuatbaik mulai hari ini, mulai sekarang juga!

 

Donasi Sekarang