Kembali
Ada Harapan pada Langkah-langkah Kaki Palsu

Ada Harapan pada Langkah-langkah Kaki Palsu

Dari data accessprosthetics.com setidaknya ada 1 juta amputasi dalam setahun atau 1 orang dari setiap 30 detik. The International Diabetes Federation (IDF) memprediksi angka diabetes, salah satu penyebab amputasi, meningkat dari 285 juta ke 435 juta pada 2030.

Ada 2 kategori amputasi, traumatik dan non-traumatik. Perbedaan keduanya adalah alasan dan hasil dari amputasi tersebut.

Amputasi traumatic biasanya akibat cedera yang menyebabkan hancurnya pembuluh darah, biasanya akibat kecelakaan, luka tembak, atau kecelakaan kerja.

Sementara, menurut informasi azuravascularcare.com, faktor penyebab dari amputasi non-traumatik karena gangguan pembuluh darah, diabetes, infeksi, atau kanker tertentu.

Beberapa bagian tubuh bisa dilakukan amputasi. Paling banyak amputasi di sekitar kaki. Laman mossrehab.com menyebut 4 tipe amputasi kaki.

Amputasi kaki bagian bawah sekitaran jari kaki atau di sekitarnya. amputasi bagian bawah lutut, amputasi lutut, amputasi di atas lutut serta amputasi pinggang ke bawah.

Selepas amputasi, para pasien akan menempuh proses penyembuhan yang meliputi terapi fisik dan rehabilitas, antisipasi risiko komplikasi, dan memperlancar mobilitas.

Selain terus menjalankan pemulihan tersebut, pasien yang diamputasi juga harus mendapatkan dukungan emosional dari sekitarnya sehingga dia bisa menjadi independen.

Tangis Sedih Kaki Kakek Penjual Gorengan Hidup Merana Harapkan Kaki Palsu

Kakek Tojadi tak lagi bisa menahan tangis mengingat perihnya kecelakaan yang merenggut satu kakinya beberapa waktu lalu. Di tahun 2022 menjelang puasa, Tojadi dan anaknya mudik ke Brebes untuk berziarah ke makam orngtua. Dalam perjalanan, rupanya sang anak mengantuk dan menabrak jembatan.

"saya keseret dan tertimpa motor arah balik ke Pantura. terjadi tabrak lari sehingga tidak ada saksi di lokasi dan terkapar, Alhamdullilah ada yang baik, truck bawa bawang, dan di bawa ke Rumah sakit Mutiara Bunda dan itu pun sudah tidak sadarkan diri yang sadarkan diri cucu saya usia 7 tahun," jelas dia kepada tim berbuatbaik.id yang berkunjung ke rumahnya di bilangan Cilincing, Jaktim.

Foto:berbuatbaik.id

Tim dokter di sana pun memutuskan untuk memasang pen untuk kaki Kakek Tajodi dan dia pun kembali ke Jakarta dengan dirujuk ke rumah sakit Koja. Namun malang, satu tahun dipasang pen, tulang keringnya keluar dan dia pun kembali dioperasi. Saat itulah dokter menyarankan untuk mengamputasi kaki Tojadi.

"Akhirnya saya izin pulang dan bertemu anak-anak saya ada 7, anak saya ada yang pro dan kontra. Akhirnya keluarga saya mengajukan amputasi, faktor-faktornya ada tulang kaki kelihatan, pen kelihatan, dan dokter mengatakan ada penyakit gula. Dan amputasi ini sudah 4 bulan," sambungnya.

Putus asa jadi hal yang menghantui Kakek Tojadi, dia pun merasa menjadi beban bagi keluarganya. Apalagi dirinya hanya bisa beraktivitas di atas kasur saja, mulai dari makan hingga buang hajat.

Foto:berbuatbaik.id

"Saya sedih tidak bisa apa-apa sudah tua membebani anak-anak saya dan istri, 24 jam di kasur. Saya juga mengeluh ke dokter kenapa badan, kaki dan tangan saya bengkak-bengkak, dan kata dokter itu karena saya tidak bergerak dan hanya tiduran di kasur," tuturnya.

Bagi Kakek Tojadi, hilangnya kaki seperti tercerabut segala hal di hidupnya. Dia pun makin merasa terpuruk karena sudah tidak bisa lagi bekerja dan anak-anak pun punya nasib malang dengan keterbatasan ekonomi.

"Dulu punya usaha di Sunter, usaha goreng-gorengan,jual rokok begitu mau berjalan 2 bulan usaha saya digusur karena ada pelebaran jalan di daerah wilayah Sunter yang ada JIS. Sudah musibah usaha di gusur. Sekarang tidak punya usaha apa-apa hanya bisa tiduran di kasur, buang air besar dan air kecil di kasur," ucapnya sambil tersedu.

Oleh karena itu, dia berharap ada secercah harapan untuk kehidupannya melalui kaki palsu. Sampai saat ini, Kakek Tojadi merasa sulit mendapatkannya karena begitu banyak prosedur dan waktu yang harus dia jalani.

"Saya sudah mengajukan meminta bantuan ke BPJS tetapi tidak kunjung datang barangnya. Saya ingin sekali punya kaki palsu, kata dokter aya harus minta rujukan dari RT dan RW, meminta rujukan ke RS Koja dan rujukan ke RS Cipto dan melakukan pengukuran kaki palsu. Hanya saja penjelasan yang jelas tidak ada, kapan waktu nya bulan sekian tanggal sekian tapi tidak ada," ungkapnya kecewa.

Kakek Tojadi mengatakan kaki palsu ini akan membuatnya bangkit dan bekeja kembali. Dia enggan untuk terus bergantung kepada istri yang ikut bekerja serabutan dari mengupas bawang. Begitu pun anaknya yang hanya helper dan pembersih kolam.

"Saya kepengennya di kampung ternak bebek kah, kambing kah atau berjualan keliling lagi. Saya juga ingin nengokin cucu di kampung. Tadinya saya berjualan bubur keliling juga, namun karena musibah ini saya tidak bisa berjualan karena tidak punya kaki," tutupnya.

Sahabat baik, asa Kakek Tojadi menjadi asa kita bersama. Sebuah kaki palsu sesungguhnya bisa meningkatkan harapan hidup Kekek Tojadi. Kita bisa bersama membantunya dengan mulai Donasi di berbuatbaik.id. Kabar baiknya, semua donasi yang diberikan seluruhnya akan sampai ke penerima 100% tanpa ada potongan.

Kamu yang telah berdonasi akan mendapatkan notifikasi dari tim kami. Selain itu, bisa memantau informasi seputar kampanye sosial yang kamu ikuti, berikut update terkininya.

Jika kamu berminat lebih dalam berkontribusi di kampanye sosial, #sahabatbaik bisa mendaftar menjadi relawan. Kamu pun bisa mengikutsertakan komunitas dalam kampanye ini.

Yuk jadi #sahabatbaik dengan #berbuatbaik mulai hari ini, mulai sekarang!

 

 

Donasi Sekarang