Kembali
Pajar, Anak 14 Tahun Jadi Penopang Hidup Ibu yang Berpenyakit Jantung

Pajar, Anak 14 Tahun Jadi Penopang Hidup Ibu yang Berpenyakit Jantung

Rp 50.000.000
100% Complete
Terkumpul dari Rp 50.000.000,-
Donasi Sekarang
Donasi Sekarang

Pajar langsung sigap saat napas sang ibu mulai terengah-engah, anak 14 tahun ini langsung memijat tubuh ibunya sambil sesekali mengoleskan minyak angin. Ibu Pajar, Eti Ratnasih, pun mencoba terus bernapas dan berjuang dari penyakit jantung yang menggerogotinya.

Ditatapnya lekat-lekat sang anak, dia begitu merasa bersalah melihat si bungsu mengurus semua keperluan untuk dirinya. Mulai mencuci baju, memasak, menyuapinya hingga perihal mencari nafkah. Ya, setiap pulang sekolah, Pajar menggembala bebek hingga menjadi tukang kayu.

“Suka nangis saya ya.. Maafin mamah. Ibu minta maaf semoga dia panjang umur, sehat, harus nurut pada orang tua, ngaji yang benar jangan ketinggalan salat,” katanya kepada Pajar sambil menangis di hadapan tim berbuatbaik.id.

Melihat ibunya memelas meminta maaf, air mata anak kelas 2 SMP ini pun tak tertahankan. Dia ikut menangis sesenggukan. Dia tahu betul ibunya benar-benar tak bisa melakukan apapun dan hanya tergeletak di tempat tidur. Terbatasnya biaya ke rumah sakit kerap membuat keluarga ini tak bisa berobat hingga kondisi Eti semakin memburuk selama 2 tahun.

Kesedihan Pajar buru-buru dia tepis, Pajar pun menuju ke dapur untuk menyiapkan makan ibunya. Hari ini hanya ada sekantung tahu yang dia beli hasil dari bekerja di sawah. Dengan lihai, tangan Pajar membolak-balikkan tahu yang direndam di dalam minyak panas.

Terkadang dia harus meniup-niup jilatan api di kompornya yang hanya berupa tanah liat. Tim berbuatbaik.id berbincang mengenai keberadaan sang ayah kepada Pajar. Menurut Pajar, ayahnya adalah kuli bangunan yang sudah lama bekerja di Bandung dan tak kunjung pulang. Dia yang tinggal di Desa Nanggerang, Tasikmalaya, Jabar tak kuasa menahan rindu. Rasa itu tergambar saat pandangan Pajar semakin redup dengan air mata yang coba dia tahan lagi sebisanya.

“Kangen Bapak. Gak ketemu setahun. (Kalau ketemu bapak?) Pengen peluk saja,” ucapnya sembari mematung. Walau dibebani dengan begitu banyak cobaan, tapi langkah Pajar ke sekolah sejauh 2 kilo meter terasa begitu ringan. Di sana dia bisa melupakan sejenak penderitaanya dengan bermain bersama teman-temannya.

“Dia belum waktunya untuk kerja berat kayak gitu. Tapi kerja dan gak kelihatan ngeluh,” sebut teman sekelas Pajar, Nasya.

Menurut gurunya Resti Nurhifti, Pajar terkadang terlambat ke sekolah karena harus mengurus ibunya. Namun pihak sekolah memahami kondisi Pajar dan tetap mendukungnya.

Belakangan, tim berbuatbaik.id pun baru mengetahui bahwa Pajar masih memakai sepatu yang sama sejak kelas 6 SD. Tak ayal, sepatunya kini kekecilan. Namun Pajar mengaku tak masalah, karena dia masih tetap bisa bersekolah.

Sahabat baik, selama ini pijar cahaya Pajar hanya menyala sendirian untuk ibunya seorang. Dengan sekuat tenaga dia menopang hidupnya dan juga ibunya. Jangan biarkan cahaya Pajar terus menyala sendiri lalu kemudian padam. Kamu bisa mendukung Pajar dengan donasi sekarang juga.

Kabar baiknya, semua donasi yang diberikan seluruhnya akan sampai ke penerima 100% tanpa ada potongan.

Kamu yang telah berdonasi akan mendapatkan notifikasi dari tim kami. Selain itu, bisa memantau informasi seputar kampanye sosial yang diikuti, berikut update terkininya.

Jika berminat lebih dalam berkontribusi di kampanye sosial, #sahabatbaik bisa mendaftar menjadi relawan. Kamu pun bisa mengikutsertakan komunitas dalam kampanye ini.

Yuk jadi #sahabatbaik dengan #berbuatbaik mulai hari ini, mulai sekarang!

 

 

 

Info Terkini

Kabar Sedih Datang dari Pajar, Ibunda Dikabarkan Berpulang  

Senin, 22 Agustus 2022

Kabar menyedihkan datang dari Pajar yang kehilangan ibunda tercinta, Eti Ratnasih pada 19 Agustus yang lalu di rumah sakit tempatnya berobat.

“Meninggalnya baru Jumat kemarin jam 4 sore lebih,” ucap Maman Suraiman, Ayahanda Pajar.

Foto:berbuatbaik.id

Diketahui bahwa Ibunda Pajar sudah berjuang melawan penyakit jantungnya selama kurang lebih 2 tahun lamanya. Kondisi Eti tak kunjung membaik, Maman yang sebelumnya bekerja jauh dari kediamannya mau tidak mau kembali untuk membantu Pajar mengurus sang istri.

“Dulu memang kerja jauh juga di Bandung. Dulu kan (Ibu) diurusnya hanya sama anak di sini, sekarang saya di rumah juga mengurus Ibu, sudah setahunan mengurus Ibu sampai Ibu sudah tidak ada,” ujar Maman lagi.

Foto:berbuatbaik.id

Belakangan kondisinya semakin menurun. Tak ada cara lain selain membawanya ke UGD untuk mendapat penanganan secepatnya.

“Ibu kemarin ada jadwal kontrol hari Jumat tanggal 19, biasanya kontrol memang sebulan sekali. Pas kita ke rumah sakit sekitar 10 menitan, Ibu ada keluhan sesak, lalu kita minta Ibu dikasih oksigen, kemudian Ibu dibawa ke UGD. Pas di UGD Ibu belum membaik juga, kondisinya malah melemah,” ucap Maman prihatin atas kondisi sang istri.

Segala usaha telah dimaksimalkan oleh dokter, namun takdir berkata lain. Ibu Pajar menghembuskan napas terakhirnya tepat saat dirinya tengah kontrol bulanan di rumah sakit.

“Sudah ditangani sama dokter juga, dokter sudah berusaha tapi mungkin memang sudah takdir Ibu (wafat)”, ujar Maman ikhlas.

Ibu Pajar telah dimakamkan di pemakaman TPU Kampung Sodong, berjarak sekitar 30 menit dari kediaman Pajar dan ayahanda di Desa Nanggerang, Tasikmalaya, Jabar. Biaya pemakaman pun seluruhnya ditanggung oleh Maman dan keluarga.

“Semuanya biaya sendiri, kita berjuang sendiri,” lanjut Maman.

Foto:berbuatbaik.id

Membicarakan soal mendiang istri, Maman juga mendapat pesan yang disampaikan oleh sang istri kepadanya sebelum berpulang. Istrinya berharap agar suaminya bisa menjaga Pajar dengan baik-baik dan Pajar dapat terus melanjutkan pendidikannya.

“Hanya ya nitip anak saja, tidak ada yang lain. Utamanya Pajar sekolahnya jangan sampai putus, mudah-mudahan dilanjut (sekolahnya)”, ucap Maman.

Kini Pajar diketahui duduk di bangku kelas 3 SMP dan memang sedang fokus pada pendidikannya. Ketika sebelumnya Fajar harus bekerja sampingan tanpa sosok Ayah untuk membantu sang Ibu.

Beruntung, donasi dari Sahabat Baik sudah tersampaikan sempurna di sisa hidup Ibu Eti. Kini keluarga Pajar sejak beberapa bulan lalu sudah hidup di rumah baru tanpa takut lagi roboh atau kebocoran.

Sahabat baik bisa ikut memanjatkan doa agar Ibunda Pajar sudah tenang di sisi-Nya. Dengan ini tim berbuatbaik.id pun menyampaikan duka cita yang mendalam berharap keluarga dikuatkan dan Ibunda Pajar mendapatkan tempat terbaik di sisi-Nya.

#sahabatbaik, masih banyak keluarga yang kurang beruntung di luar sana seperti keluarga Pajar. Mari teruskan kebaikan kalian dengan Donasi di berbuatbaik.id.

Kabar baiknya, semua donasi yang diberikan seluruhnya akan sampai ke penerima 100% tanpa ada potongan. Kamu yang telah berdonasi akan mendapatkan notifikasi dari tim kami. Selain itu, bisa memantau informasi seputar kampanye sosial yang kamu ikuti, berikut update terkininya.

Jika kamu berminat lebih dalam berkontribusi di kampanye sosial, #sahabatbaik bisa mendaftar menjadi relawan. Kamu pun bisa mengikutsertakan komunitas dalam kampanye ini.

Yuk jadi #sahabatbaik dengan #berbuatbaik mulai hari ini, mulai sekarang!

Donatur

Default User
Hamba Allah
2 tahun yang lalu
Donasi Rp 85.000
Default User
Hamba Allah
2 tahun yang lalu
Donasi Rp 350.000
Default User
Hamba Allah
2 tahun yang lalu
Donasi Rp 50.000
Default User
Hamba Allah
2 tahun yang lalu
Donasi Rp 100.000
Default User
A*********kdo
2 tahun yang lalu
Donasi Rp 100.000

Tentang Kami

About Us
berbuatbaik.id ikut andil dalam aktivitas sosial dan kemanusiaan dengan menggalang dana sekaligus memberikan edukasi dan informasi kepada masyarakat.
About Us
berbuatbaik.id dan CTARSA Foundation bertanggung jawab penuh atas penyaluran dana donasi yang diterima.
About Us
Donasi yang diterima akan disalurkan 100% kepada yang membutuhkan tanpa dikenai potongan biaya apapun
About Us
Kamu bisa bergabung dengan komunitas Berbuat Baik menjadi relawan hingga mengajukan penggalangan dana ke berbuatbaik.id